P3M STAIN Al-Fatah Jayapura Gelar Workshop


Ketua STAIN memberi materi

JAYAPURA (14-12-2014) – Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Al-Fatah Jayapura menggelar Workshop “Perbedaan Dalam Kebersamaan, Upaya Mempersatukan Perbedaan Pendapat Dalam Islam Untuk Menjawab Tanda Tanya Umat Islam di Papua” 14 Desember 2014 di Aula Kampus STAIN Al-Fatah Jayapura. Workshop diikuti kalangan civitas akademik, ormas, dan tokoh-tokoh agama di Jayapura.
Dalam sambutannya, Ketua STAIN Al-Fatah Jayapura Dr. Idrus Al-Hamid, S.Ag, M.Si mengatakan, di Papua mulai ada penetrasi konsep-konsep sosial dan agama dari luar.
“Konsep ini berbenturan langsung dengan sosial kultur masyarakat di antara aliran-aliran yang mulai muncul dan sudah ada,” ujar Ketua.
Hal ini adalah realitas yang terjadi di tengah masyarakat.
Ketua Panitia Suparto Iribaram
“STAIN sebagai satu-satunya perguruan tinggi Islam negeri di Papua tidak bisa berdiam diri saja, dan Saya selaku pimpinan perguruan tinggi mengajak para tokoh yang ada saat ini untuk bersama-sama duduk diskusi dengan cara yang baik membedah persoalan yang ada,” tambahnya.
Menurut Ketua, banyak hal yang sedang dihadapi umat di bumi Cenderawasih ini.
“Sehingga dengan adanya forum seperti ini, akan ada output yang cerdas untuk memecahkan masalah umat,” jelas dia.
Ia berharap ke depan orang akan berpikir bahwa Islam yang ada di Papua adalah islam yang rahmatan lil alamin dan tidak menyakiti orang lain.
“Bisa jadi, di tahun 2015 ada aktifitas nyata untuk masyarakat yang melibatkan berbagai ormas, atau mungkin membentuk semacam tim gabungan untuk menyelesaikan persoalan yang ada,” tambah dia.
Sementara itu, Ketua Panitia Suparto Iribaram, MA dalam laporannya menyebutkan beberapa hal mendasar tentang ide dibentuknya workshop tersebut.
“Masyarakat awam sering bertanya hal-hal yang tidak mengerti, misalnya bagaimana penentuan hari besar Agama Islam, dimana ada perbedaan, ada yang puasa lebih awal dibanding yang lain dan sebaliknya,” kata dia.
Audience mengikuti acara
Suparto menambahkan, STAIN Al-Fatah Jayapura selalu mendapat pertanyaan semacam itu, sehingga maksud dan tujuan kegiatan ini diantaranya adalah untuk mengumpulkan ormas dan tokoh masyarakat maupun tokoh agama di Papua untuk mendiskusikan penyelesaian hal ini.
“Stain dianggap bisa memberi kontribusi dan memberi jawaban yang pas atas kegelisahan mereka,” ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung satu hari ini diwarna dengan tanya jawab dengan peserta diskusi yang merupakan tokoh agama dan tokoh masyarakat di Jayapura serta kalangan civitas akademik STAIN Al-Fatah Jayapura. (Her)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT