PTKIN Harus Berjuang Keras Menghadapi Kompetisi Global
(Jayapura, 14 Februari 2017) – Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) harus berjuang keras untuk dapat bersaing secara
global. Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama
R.I., Prof. Dr. Phil. Kamarudin Amin menegaskan hal ini dalam materi Rapat
Kerja (Raker) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Al-Fatah Jayapura,
11-13 Februari 2017 di Hotel Aryaduta Makassar.
Prof. Dr. Phil. Kamarudin Amin bersama Dr. Idrus Al-Hamid, M.Si |
“Kita tidak bisa menghindari kompetisi nasional
maupun internasional di era globalisasi ini, sehingga kita perlu memiliki
awareness (pemahaman) terhadap kondisi ini,” ujarnya.
Kamarudin
meminta agar pendidikan dan pengajaran yang diberikan dosen dapat memberi
manfaat nyata kepada mahasiswa.
“Anak-anak kita, mahasiswa kita harus bisa eksis dan survive baik dalam
kompetisi di dalam kampus maupun di luar kampus, jadi apapun yang kita berikan harus bisa dimanfaatkan setelah mereka
menjadi alumni nanti,” tambahnya.
Ia menjelaskan, saat ini sulit bagi PTKIN untuk
bisa menembus 500 besar perguruan tinggi terbaik di dunia. Berdasarkan grand design yang dibuat Dirjen Pendis, kemungkinan PTKIN baru bisa masuk pada 500
besar dunia pada tahun 2030-an.
“Maka, fokus kita sampai tahun 2019 adalah memperbaiki tata kelola atau
good governance, yang artinya semua program studi
jurusan harus terakreditasi A atau B,” urainya.
Seiring dengan itu, maka sistem penganggaran dan
perencanaan pada PTKIN saat ini harus berorientasi pada tujuan tersebut.
“Kalau akreditasi kita nanti sudah A, maka kita akan undang lembaga akreditasi
internasional dari Eropa, Jepang, atau Amerika untuk
datang melakukan assesment dan akreditasi pada
kita, agar kita bisa mendapat international recognition,” kata dia.
Terkait alih status STAIN
Al-Fatah Jayapura ke IAIN, ia
menyatakan bahwa semua dokumen dan persyaratan sudah diserahkan ke Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara.
“Jadi, kita tinggal menunggu persetujuan tertulis
dari Men-PAN saja,” tegasnya disambut applause peserta
Raker.
Foto bersama peserta Raker |
Pada bagian yang sama, Ketua STAIN Al-Fatah Jayapura Dr. H. Idrus Al-Hamid,
S.Ag, M.Si mengatakan bahwa semua unsur civitas akademik harus siap menghadapi
perubahan dalam rangka alih status STAIN menjadi IAIN.
“Jika jadi beralih status nanti, maka struktur
kelembagaan juga harus disiapkan, pasti ada unit yang bertambah, jabatan
bertambah, posisi strategis bertambah, nah ini siapa yang mau mengisi?” tanyanya.
Maka, lanjut Ketua, segala
sumber daya manusia atau SDM harus siap menerima tugas baru dan bekerja lebih keras untuk
menghadapi kompetisi sebagaimana yang disampaikan Dirjen Pendis.
Raker dengan tema
‘Menyiapkan Profesionalisme ASN Dalam Tata Kelola Birokrasi menuju Alih Status
STAIN menuju IAIN Fatahul Muluk Jayapura’ ini juga diisi materi dari Kepala
Biro Ortala Kemenag R.I. H. Nur Arifin, M.Pd, Wakil Rektor II UIN Malang Dr. H.
Sugeng Sulistiyo, M.Pd, dan Pemateri dari UIN Alaudin Makassar. (Her)