Penelitian Harus Membawa Dampak Positif Bagi Masyarakat

(Jayapura, 31 Maret 2017) – Setiap hasil penelitian harus membawa dampak nyata yang positif bagi masyarakat. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Al-Fatah Jayapura Dr. H. Idrus Al-Hamid, S.Ag, M.Si mengatakan hal ini pada sambutan pembukaan Workshop Capacity Building Penguatan Kompetensi Bidang Penelitian di Rektorat Kampus STAIN Al-Fatah Jayapura, 31 Maret 2017.
“Sesuai arahan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, alokasi anggaran untuk penelitian dari BOPTN itu sebesar 30 persen, makanya ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” urai Ketua.
Ketua STAIN Al-Fatah menyampaikan sambutan didampingi
Kasi Penelitian Dirjen Pendis DR Anis Masykur MA
Hasil riset, lanjut Ketua, wajib dapat digunakan bagi kepentingan Kementerian Agama maupun bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Anggaran tersebut juga harus membawa dampak pada penguatan sumber daya manusia (SDM) di kampus itu sendiri. 

“Apalagi kita mau alih status menjadi IAIN, maka penguatan-penguatan pada kepentingan riset ini harus mendapat dukungan dari semua pihak dan terus digalakkan,” jelasnya.
Pada bagian yang sama, Ketua Panitia workshop Suparto Iribaram, MA, menyampaikan bahwa tujuan workshop ini untuk memberikan penguatan kepada SDM di STAIN Al-Fatah Jayapura terkait kegiatan penelitian.
“Ini karena kita punya banyak program terkait pengembangan riset dan hasil riset, jadi dengan kegiatan semacam ini diharapkan agar keilmuan dosen lebih berkembang,” ujarnya.
Ia menambahkan, pada tahun 2017, Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (PPPM) STAIN Al-Fatah Jayapura akan lebih memfokuskan penelitian kawasan.
“Lokasinya sekitar area kepala burung di Papua dan juga di Jayapura khususnya, di mana STAIN Al-Fatah Jayapura berada,” kata dia.
Suparto menambahkan, perguruan tinggi memiliki peran memberi sumbangsih bagi kemaslahatan umat, dan mencari harmoni dalam kehidupan untuk menjaga kestabilan bangsa.
Kegiatan workshop ini menghadirkan narasumber nasional dan lokal yang berkompeten di bidang penguatan riset bidang sosial, budaya, dan agama.
“Diantaranya ada DR Anis Masykur dari Subdit Riset Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, DR Hasse seorang dosen dan peneliti senior yang fokus pada masalah keberagaman, Prof DR Ahmad Kadir yang juga sudah lama meneliti berbagai persoalan di Papua, Hardin Halidin dari LSM Ilalang yang akan memaparkan metode pencatatan lapangan dalam penelitan, dan sejumlah narasumber lain,” terang Suparto.
Workshop yang berlangsung selama dua hari ini diikuti 36 peserta dari kalangan dosen dan tenaga kependidikan. (Her)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT