DWP IAIN Fattahul Muluk Gelar Pelatihan Pembuatan Topi Khas Papua
Dharma Wanita Persatuan (DWP)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua menyelenggarakan
Pelatihan Pembuatan Topi Khas Papua, 16 Juli 2018. Kegiatan yang berlangsung di di Lantai 2
Gedung Pasca ini diikuti ibu-ibu DWP IAIN Fattahul Muluk Papua, serta mahasiswa
dan mahasiswi dari UKM Pramuka, UKM Pencak Silat, dan unit lain.
Ketua DWP
IAIN Fattahul Muluk Papua Ny. Masyitha Idrus Alhamid, SE, selaku pemateri mengatakan,
kegiatan ini adalah
bagian dari partisipasi aktif Dharma Wanita dalam aktifitasnya di kampus.
“Kami berupaya menggali potensi yang
ada di kalangan adik-adik mahasiswa dan mahasiswi,” ujarnya.
Menurutnya, filosofi dari kegiatan
ini adalah merangkai karya berbasis kearifan lokal. Sehingga, kreasi apapun yang
dikerjakan sedapatnya memenuhi unsur-unsur kekayaan dan budaya daerah setempat.
“Dharma Wanita merupakan lembaga yang
hadir untuk menguatkan karya Non-Akademik yang mampu menjadikan mahasiswa untuk
memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitarnya di wilayah Papua,”
terangnya.
Selain itu, sambungnya, kegiatan ini
diharapkan sebagai awal dari upaya untuk mengikuti berbagai kegiatan dengan
skala nasional.
“IAIN ke depan tentu makin banyak
mengikuti ajang nasional, seperti PIONIR atau kegiatan lain,” ucapnya.
Karena itu, lanjutnya, mahasiswa
harus dibekali dengan training atau pelatihan sebagai modal keahlian dalam
membuat karya yang bisa dibanggakan di ajang nasional. Menurut Masyitha,
kebutuhan topi atau asesoris khas Papua sangat besar. Di sisi lain, supply dari
produsen seringkali tidak selalu tersedia setiap waktu. Diharapkan, jika
semakin banyak orang yang mampu membuat karya, maka kebutuhan akan dapat
terpenuhi.
“Karena harganya mahal, padahal kita
perlu untuk berbagai kegiatan rutin, seperti untuk paduan suara, pentas seni
dan tari, penyambutan tamu, dan lain-lain,” ujarnya.
Dalam pelatihan tersebut, peserta
mengikuti beberapa tahapan seperti pembuatan dasar topi, pemasangan
manik-manik, dan tahapan lain.
“Ini baru dua kali pertemuan, nanti
kita masih lanjut lagi sampai sempurna hasilnya,” pungkasnya.
Ia
berharap, kegiatan ini dapat dikembangkan dan menjadi dasar pembentukan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bersifat ketrampilan di kampus. (Her).