Penambahan Prodi Harus Melihat kebutuhan Pasar
(STAIN Al-Fatah Jayapura) Pembukaan
Program Studi baru pada sebuah Jurusan atau Fakultas harus mempertimbangkan
kebutuhan pasar. Wakil Ketua III STAIN Al-Fatah Jayapura Talabudin Umkabu, M.Pd
menyampaikan hal ini dalam Rapat Pengajuan Alih Status STAIN Al-Fatah Jayapura
menjadi IAIN, di Ruang Rapat Waket III, Kamis 29 Januari 2015.
Suasana Rapat |
“Analisa pasar ini penting agar ke depan output mahasiswa kita
memang benar dibutuhkan oleh masyarakat secara luas,” ujarnya.
Ia melihat banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang
menelurkan mahasiswa dari berbagai jurusan, namun tidak sesuai dengan kebutuhan
profesi di masyarakat.
“Jangan sampai menggenggam ijazah S1 tapi bingung mendapatkan pekerjaan,”
tambahnya.
Pada bagian yang sama, Dosen Jurusan Syariah DR. Eko Siswanto
menambahkan, banyak lulusan yang pintar namun disiplin ilmunya tidak banyak
terserap oleh dunia kerja.
“Karena memang kondisi sosial budaya masyarakat berubah, ada
disiplin ilmu lama yang tetap bisa dipakai, ada juga yang bergeser dan harus
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pendidikan maupun selera pasar,” jelasnya.
Drs. Sabar Podu, MHI ikut menyiapkan materi rapat |
Dosen lain yang ikut dalam rapat, Safiudin, MH menambahkan, dalam
menentukan nama program studi atau jurusan juga harus melihat peraturan yang
sudah berlaku di Kementerian Agama.
“Penting untuk meneliti dulu, jangan sampai nanti bertabrakan dengan
nomenklatur kita,” ingatnya.
Ia mencontohkan, jika membuat sebuah Prodi baru, perlu dipikirkan
apa nama gelarnya jika sudah lulus nanti, sehingga tidak melanggar tata aturan
yang sudah berjalan.
“Pemilihan nama program studi juga menjadi daya tarik bagi calon
mahasiswa nantinya,” kata dia.
Selain membahas
pengajuan fakultas, rapat kali ini juga membahas usulan penambahan jurusan dan
program sudi baru untuk alih status menjadi IAIN. Rapat diikuti Dosen dan staf
di lingkungan Kampus STAIN Al-Fatah Jayapura. (Her)