Bencana Banjir dan Longsor Kuatkan Toleransi Antar Umat Beragama di Papua
(Jayapura, 4 April 2019) – Bencana
banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Sentani Kabupaten Jayapura telah
menguatkan toleransi dan rasa persaudaraan antar umat beragama di Papua. Rektor
IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Idrus Alhamid, S.Ag, M.Si yang juga menjabat
sebagai Pembina Safari Majelis Sholawat (SMS) Papua menggambarkan kondisi ini
saat Tim SMS bersama HILMI-FPI Papua memberikan bantuan kepada para korban
banjir di berbagai sudut wilayah Sentani, 31 Maret 2019.
Penyerahan sumbangan kepada warga terdampak banjir |
Saat tiba di Kampung Afata Butali, pihaknya diterima
oleh Pendeta Helina Bogra yang memimpin Jema'at Gereja Kemah Injil. Dengan rasa
haru dan gembira, sambungnya, Pendeta Helina bersama tim SMS menyerahkan bantuan
kepada masyarakat di dalam gereja.
“Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya memupuk
nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi antar umat beragama,” ujar Idrus.
Sementara itu, Pendeta Helina mengungkapkan
rasa terima kasih atas bantuan saudara-saudara muslim disaat yang lain tidak
sanggup mengantar bantuan hingga di Kampung Afata Butali.
“Ada kurang lebih 90 KK yang menjadi korban
tergenangnya rumah sebagai akibat dari banjir yang membuat Danau Sentani meluap
hingga 2 meter,” ucapnya.
Kondisi yang sama ditemui Tim SMS di wilayah
kampung lain sekitar Danau Sentani.
“Ada 100 rumah warga terkena banjir dan tidak
dapat dihuni sehingga masyarakat menjadikan Gereja Kingmi sebagai tempat
hunian,” ujar Pendeta Hansen Monim. Menurut Pendeta Monim, bantuan dan kedatangan
kaum muslim ini sebagai bukti bahwa agama menjadi alat pemersatu.
“Kami senang karena anak-anak kami dapat
menyaksikan apa yang dinamakan toleransi antar agama,” urainya.
Ia menyampaikan rasa terimakasih kepada
HILMI-FPI melalui Musholah SMS yang berani menempuh perjalanan berombak di atas
air untuk menyerahkan bantuan.
Selain di kawasan Danau Sentani, tim juga
bergerak memberikan bantuan di beberapa tempat lain seperti warga di Perumahan
BTN Nauli, warga di wilayah Mushola An-Nur Doyo Baru, warga Jamaat GPDI (Gereja
Pantekosta di Indonesia) Kampung Putaliy Sentani, dan warga kampung Asei Kecil
di bahu jalan sepanjang Danau Sentani.
Tim SMS diwakili oleh keluarga Alhamid Papua, Ketua
Paguyuban Demak Gus. Sasro, Sekretaris Himpunan Keluarga Jawa & Madura
(HKJM), H.Dipo Alam, dan perwakilan dari Polsek Abepura, serta warga lain. (Her | www.iainpapua.ac.id)