Imam Besar Islamic Centre New York: Dunia Kita Saat Ini Sudah Sangat Berbeda
(www.iainpapua.ac.id) – Imam
Besar Islamic Centre New York Amerika Serikat Dr. H. Muhammad Syamsi Ali, Lc,
MA mengatakan bahwa dunia yang kita tempati saat ini sudah sangat berbeda.
“Dalam konteks global, ada tiga tanda dimana yang kita alami hari ini
sudah berbeda jauh dengan hari-hari kemarin,” ucapnya pada Seminar
Internasional di Aula LPTQ Kotaraja, Jayapura, 11 Januari 2020.
Yang pertama, sambungnya, adalah tanda terjadinya kecepatan yang luar
biasa dan serba instan dalam berbagai hal. “Segala sesuatu sekarang serba cepat
sejak munculnya internet dan media sosial,” jelasnya. Syamsi Ali mencontohkan
bahwa kecepatan juga dialami dunia pendidikan.
“Misalnya saat ini ada program bagi anak didik kita di pesantren, bahwa
dalam 2 bulan sudah hafal Quran 30 juz, ini sangat cepat dan instan,” tuturnya.
Ia menyatakan, kecepatan ini sesuai dengan konsep dalam Islam dimana
kita diperintah untuk bersegera dalam berbagai hal, utamanya dalam mencari
ampunan Allah SWT.
“Tanda yang kedua adalah terjadi penyempitan dunia, interdependence,
dimana tak ada negara yang bisa berdiri sendiri tanpa bantuan negara lain, dan
mereka perlu kerjasama,” tambahnya. Hal ini juga sesuai dalam ajaran Islam
dimana manusia harus bekerjasama dengan orang lain.
“Itulah akidah iman kita, agar kita bisa mengayam keragaman dan
toleransi,” jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa toleransi adalah bagian dari kehidupan umat Islam
sejak jaman Rasulullah SAW.
Dr Muhammad Syamsi Ali menerima kenang-kenangan dari Rektor IAIN FM Papua Dr Idrus Alhamid disaksikan Direktur Pascasarjana Dr Husnul Yaqin |
“Dan yang ketiga adalah terjadinya kompetisi yang luar biasa ketat
dalam segala aspek,” urainya.
Untuk menghadapi kondisi tanda-tanda perubahan kecepatan tersebut, umat
Islam harus menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dalam berbagai bidang.
Pada bagian yang sama, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Fattahul Muluk Papua Dr. H. Idrus Alhamid, S.Ag, M.Si menambahkan bahwa jalinan
persaudaraan di nusantara harus diwujudkan dengan cara menggali kembali
literasi peradaban tentang kondisi kultur budaya Indonesia.
“Ukhuwah Islamiyah adalah perisai umat, dan itu terwujud dalam konsep
Bhinneka Tunggal Ika saat ini,” jelasnya.
Alhamid
meminta umat untuk mewaspadai gaya hidup atau trend yang menjadikan media
sosial sebagai panutan.
Seminar Internasional dengan tema ‘The Urgency
of Ukhuwah Islamiyah in Improving The Quality and Quantity of The Moslems
Competitiveness in The Globalization Era’ ini merupakan kerjasama Jaringan
Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRM) Papua dengan IAIN Fattahul Muluk Papua.
Seminar yang dipandu Direktur Program Pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua
Dr. H. Husnul Yaqin, MH ini dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah
di Papua. (Her/Ran)