BEI Tekankan Pentingnya Literasi Pasar Modal Syariah ke Mahasiswa FEBI
(iainfmpapua.ac.id) – Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Papua dan Papua Barat menekankan pentingnya literasi tentang pasar modal untuk mahasiswa. Kepala BEI Papua dan Papua Barat Kresna Aditya Poyokwa memaparkan hal ini dalam kegiatan Pekan Literasi Pasar Modal di Ujung Timur Indonesia yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Fattahul Muluk Papua, di Aula Kampus, Jalan Merah Putih, Buper Waena, Kota Jayapura, 8 April 2021.
Ia menyatakan bahwa Pasar Modal merupakan salah satu sarana investasi yang disediakan oleh negara. “Karena itu, penting adanya literasi tentang Pasar Modal dimana sangat berperan dalam menopang perekonomian suatu negara,” ujarnya. Ia menyebutkan, pasar modal syariah di Indonesia merupakan pasar modal yang menggunakan system syariah Islam. “Pasar modal syariah juga diamati oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, dan tahun 2011 pasar modalpun meluncurkan Syariah Online System, yang menjadi satu-satunya system yang dikembangkan untuk mendata investor yang melakukan investasi saham,” jelasnya. Ia memberikan apresiasi kepada FEBI IAIN FM Papua yang telah berkontribusi mendatangkan 300 investor muda melalui Galeri Investasi Syariah Bursa Efek Indonesia (GISBEI) IAIN Fattahul Muluk Papua. “Hal ini membawa GISBEI IAIN sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang mewakili Papua dan Papua barat yang berhasil masuk dalam 10 top tokoh bisnis nasional,” paparnya.
Kresna Aditya PoyokwaDekan FEBI Dr. M. anang Firdaus, S.Ag. M.Fil.I selaku penanggung jawab GISBEI IAIN FM Papua berharap kegiatan ini bisa menambah pemahaman dan memberikan pengertian kepada masyarakat maupun mahasiswa terkait saham syariah. “Semoga kegiatan seperti ini dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan bagi GISBEI IAIN Papua,” terangnya.
Dr. M. anang Firdaus, S.Ag. M.Fil.ISementara itu, Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat Stevan Parinusa menyampaikan, data jumlah investor pasar modal syariah di Provinsi Papua Dan Papua Barat berjumlah 36 ribu investor per Desember 2020. “Namun index literasi pasar modal syariah di Papua masih di angka 4,72% di urutan ke 22 terendah,” ujarnya mewakili Kepala OJK Provinsi Papua dan Papua Barat. Menurutnya, dengan tingkat literasi yang masih rendah, masih banyak masyarakat di Papua yang terjebak pada investasi bodong atau illegal. “Oleh karena itu kami merasa perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi di tanah Papua dalam rangka memberikan pemahaman masalah keuangan,” imbuhnya. Ia berharap sosialisasi tersebut dapat meningkatkan index literasi pada masyarakat di Papua.
Stevan ParinusaRektor IAIN FM Papua, Prof. Dr. H. Idrus Alhamid, S.Ag, M.Si dalam sambutannya secara daring berharap GISBEI IAIN Papua bisa menjadi contoh dan memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait investasi yang bersifat komprehensif. “Investasi bukan sekedar menanam modal tanpa hasil, melainkan memberikan jaminan jangka panjang,” imbuhnya.