Organisasi Kampus Harus Bergerak Lebih Dinamis
(STAIN Al-Fatah Jayapura) Untuk mewujudkan alih status dari STAIN menjadi IAIN
(Institut Agama Islam Negeri), maka organisasi kampus harus bergerak lebih
dinamis dibanding sebelumnya. Ketua STAIN Al-Fatah Jayapura Dr. H. Idrus
Al-Hamid, S.Ag, M.Si menegaskan hal ini dalam Rapat Pembahasan Visi dan Misi
Kampus menjelang alih status menuju IAIN di Ruang Rapat Senat STAIN Al-Fatah
Jayapura Senin, 16 Februari 2015.
“Untuk memunculkan kampus
yang dinamis ini, maka tiap orang di dalamnya juga dituntut untuk bergerak
lebih dinamis,” ujar Ketua.
Ketua STAIN (kanan) bersama Waket III |
Ia mencontohkan, bahwa aktifitas
dosen harus lebih teratur dan bisa diukur dengan parameter yang jelas.
“Misalnya, jangan hanya
ikut-ikut program yang dibuat dosen lain, jadi tiap orang harus punya tujuan
kerja yang jelas, terukur dan bergerak dinamis,” tambahnya.
Untuk mewujudkan hal itu, kata Ketua, civitas akademik harus
memiliki wawasan yang global dan memahami perkembangan terbaru dari dunia
pendidikan. Dosen dan pegawai bisa jadi suatu saat akan diarahkan untuk
mengerjakan studi orientasi ke luar negeri agar memahami langsung perkembangan
ilmu pendidikan secara global.
“Mungkin ke Yaman, Iran,
Mesir, Jerman atau negara lain dengan pola pendidikan yang lebih berkembang,”
tambahnya.
Sehingga, lanjutnya,
ketika akan mengkritisi seseorang, sebaiknya harus tahu lebih dulu background
pendidikan dan wawasan orang lain tersebut.
Suasana Rapat |
Namun ia mengingatkan,
bahwa dari studi orientasi semacam itu, kiranya ada yang dapat dimanfaatkan
untuk kampus.
“Harus mengingat konteks
lokal, ada yang bisa dipakai langsung, ada pola-pola dan manajemen pendidikan
yang penerapannya harus berpijak pada kearifan lokal,” ingatnya.
Pada bagian lain, Ketua
STAIN juga meminta masukan-masukan konstruktif dari dosen serta pejabat untuk
membangun visi dan misi dalam rangka alih status menuju IAIN.
Rapat ini diikuti seluruh
pejabat dan Kepala unit di lingkungan STAIN Al-Fatah Jayapura. (Her)