Gender Bukan Hanya Bicara Masalah Wanita



(Jayapura, 21 Nopember 2016) – Pembicaraan tentang gender tidak hanya tentang wanita tetapi juga tentang laki-laki atau pria. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Jayapura Betty Puy menegaskan hal ini dalam kegiatan Kuliah Gender yang digelar Pusat Studi Wanita (PSW) STAIN Al-Fatah Jayapura di Hotel Grand Talent Jayapura, 19 Nopember 2016. Menurut Betty, konstruksi budaya selama ini telah membentuk kesan bahwa masalah gender adalah masalah tentang perempuan atau wanita saja.
“Konstruksi budaya itu juga membuat seolah-olah tugas pria lebih penting dalam segala hal, padahal sebenarnya tidak selalu,” ujarnya.
Betty Puy menyampaikan materi
Ia mencontohkan berbagai persoalan dalam rumah tangga yang juga dilakukan oleh perempuan sebagai aktor utamanya.
“Dalam kasus kekerasan di Kota Jayapura, tidak hanya perempuan yang dipukul laki-laki, tetapi ada juga perempuan yang memukul laki-laki dalam masalah rumah tangga,” ujarnya.
Betty juga memberi gambaran bahwa status sosial seringkali menjadi permasalahan dalam kehidupan masyarakat.
“Ada contoh anak perempuan suka dengan seorang laki-laki, tapi perempuan punya mama tidak setuju karena laki-laki cuma tukang ojek saja, tapi apa daya anak perempuan ini sudah cinta mati jadi, dia kancing dengan ojek di belakang sudah,” paparnya disambut tawa peserta.
Menurut Betty, fenomena yang diciptakan konstruksi budaya ini menimbulkan ketidakadilan pada salah satu jenis kelamin.
Maka, perempuan harus pandai-pandai memposisikan diri, baik itu di tempat kerja, di lingkungan sosial, maupun ketika kembali ke rumah untuk melayani suami dan anak-anak.
“Agar jangan sampai terjadi KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga,” jelasnya.
Dalam sambutan pembukaan kegiatan, Ketua STAIN Al-Fatah Jayapura Dr. H. Idrus Al-Hamid, S.Ag, M.Si mengatakan bahwa banyak problem sosial di masyarakat yang melibatkan masalah gender.
“Ada istri yang tiap hari nonton film India di rumah, maka mau tidak mau akhirnya suaminya ikut nonton, bagus jika bisa akur, tapi jika tidak, maka bisa jadi akan muncul KDRT,” ujarnya.
Contoh kasus-kasus seperti ini, kata Ketua, memerlukan perhatian khusus dari berbagai stakeholder di Kota Jayapura. Dengan berbagai pelatihan, diharapkan tumbuh kesadaran pentingya kesetaraan gender dalam sudut pandang tanggungjawab setiap individu.
Ketua Panitia Kuliah Gender sekaligus Kepala Unit Pusat Studi Wanita STAIN Al-Fatah Jayapura Siti Rokhmah, M.Pd mengatakan, Kuliah Gender ini diikuti peserta dari berbagai organisasi wanita di Kota Jayapura, pendidik dan tenaga kependidikan di lingkup STAIN Al-Fatah Jayapura. “Semoga kegiatan ini memberi manfaat kepada masyarakat di Kota Jayapura dan kita akan mendapatkan jejaring yang lebih luas untuk berbagai kegiatan lanjutan,” tutupnya. (Her)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT