Rektor IAIN FM Berikan Materi Pentingnya Local Wisdom Dalam Penerbitan Jurnal
(Jayapura, Maret 2019) – Rektor
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Dr. H. Idrus Alhamid,
S.Ag, M.Si menyampaikan materi muatan local wisdom dalam kegiatan Workshop
‘Penerbitan Jurnal dan Website’ di salah satu hotel di Jayapura, 4 Maret 2019.
Sesi foto bersama Kepala Balai Diklat Keagamaan Papua Mohtar Tuhuteru, Prof Dr M Ishom, Rektor IAIN FM Papua Dr Idrus Alhamid, dan Widyaiswara |
“Muatan local wisdom atau kearifan
lokal ini sangat penting sebagai salah satu upaya untuk menjaga keaslian budaya
dari tempat penelitian yang kita kerjakan,” ujarnya.
Ia mencontohkan, jika seorang
mahasiswa asli Papua belajar ke Jakarta, maka hendaknya yang bersangkutan tetap
menjaga bahasa dan budaya daerahnya. Hal ini dimaksudkan agar budaya itu tidak
hilang tergantikan budaya baru.
“Jangan karena sudah bergaul dengan
anak Jakarta, jadi bicaranya sudah berubah seratus persen. Maka, telponlah ke
kampung seminggu sekali tetap memakai bahasa ibu,” urainya.
Rektor meminta agar para penulis
mengedepankan muatan local wisdom dalam pembuatan jurnal online dan konten
website lainnya.
“SDM yang mau menulis di jurnal
ataupun website harus bisa memunculkan fenomena riil dibalik sesuatu yang
nampak di permukaan,” tuturnya.
Ia berpesan agar penulis berhati-hati
agar tidak terjebak plagiasi.
Workshop yang digelar Balai Diklat
Keagamaan Papua selama tiga hari ini diikuti 25 orang pengelola jurnal dan
website serta praktisi pendidikan.
Ketua Panitia workshop Fadlun Zakiya,
SE, mengatakan, workshop juga bertujuan memberi fasilitas bagi Widyaswara
untuk menuangkan ide dan gagasan kepada masyarakat.
“Workshop ini bertujuan memberi
pembekalan untnk penulisan jurnal ilmiah dan website,” tegasnya.
Dalam pembukaan workshop, Sekretaris
Balitbang Kementerian Agama RI Prof. Dr. H. Moh. Ishom, M.Ag., menyampaikan
pesan Menteri Agama pada para peserta workshop.
“Ada 6 program unggulan Kemenag 2019
dan prioritas Pak Menteri bahwa kita harus bisa menciptakan layanan dari
Kemenag yakni dari satu klik bisa lihat semua, MoRA One Search,” jelasnya.
MoRA (Minister of Religion Affairs)
One Search diharapkan dapat menjadi aplikasi yang terintegrasi dari ribuan
aplikasi di seluruh satuan kerja di bawah Kementerian Agama.
Di
sisi lain, Prof. Ishom menginginkan agar Jurnal harus dapat dilihat secara
online serta berisi penulis dari luar satuan kerja yang bersangkutan. (Her)