Agar Lembaga Maju, Semua SDM Harus Punya Kepercayaan Diri
(Jayapura, 26 Februari 2018) – “Agar sebuah lembaga bisa maju, maka orang-orang di dalamnya harus punya
rasa percaya diri yang tinggi,” ujar Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM)
Prof. Dr. Irwan Abdullah, MA, saat menjadi pembicara dalam kegiatan Rapat Kerja
(Raker) STAIN Al-Fatah Jayapura, 23 Februari 2018 di salah satu hotel di
Jayapura.
Irwan menyebutkan
bahwa dirinya telah sering menemukan pengalaman di berbagai institusi di
seluruh dunia tentang kurangnya kepercayaan diri sumber daya manusia (SDM)
dalam bekerja. Untuk di kampus, lanjutnya, rasa percaya diri juga harus
dimiliki oleh Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
“Staf atau pegawai
adalah unsur yang sangat menentukan maju atau tidaknya kampus ini,” tegasnya.
Ia mencontohkan,
seringkali seorang staf dengan pangkat rendah merasa ragu-ragu ketika harus
berbicara dengan seorang dosen yang bergelar profesor.
Prof Irwan Abdullah, Dr Idrus Al Hamid, dan Amiruddin Kuba, MA |
“Karena kurang
percaya diri itu, maka akan menghambat komunikasi di dalam pekerjaan, sehingga
secara berkelanjutan akan menghambat seluruh alur aktifitas kerja organisasi,”
terangnya.
Padahal,
lanjutnya, seorang dosen dapat meraih pangkat yang tinggi dengan kerja keras
yang dilakukan tenaga kependidikan.
“Kelengkapan
berkas, proses administrasi, dan lain sebagainya. Itupun tidak mudah. Makanya,
staf atau pegawai harus punya rasa percaya diri untuk berkomunikasi dengan
pihak lain di internal kampus untuk menyelesaikan berbagai tugas dan kewajiban
bersama,” jelasnya.
Persoalan rasa
percaya diri juga seringkali menghantui dosen dalam kegiatan-kegiatan
penelitian akademik.
“Beberapa hambatan
dalam penelitian dosen yang pernah saya lihat, itu seringkali hanya karena yang
bersangkutan kurang percaya diri ketika harus berhadapan dengan orang yang
punya jabatan politis atau yang disegani,” tambah dia.
Karena itu, ia
mengajak civitas akademik untuk bisa keluar dari kebiasaan krisis kepercayaan
diri tersebut.
“Mulailah
melangkah, satu langkah saja ke depan, dan sisanya akan mengikuti dengan
sendirinya,” ucapnya.
Pada kesempatan
yang sama, Ketua STAIN Al-Fatah Jayapura Dr. H. Idrus Al-Hamid, S.Ag, M.Si
menyampaikan bahwa Raker tidak boleh semata-mata hanya dimaknai sebagai
rutinitas belaka.
“Dalam setiap Raker,
salah satunya dibahas berbagai masalah yang menghambat tugas dan kewajiban ASN
dan juga dibahas program-program kerja ke depan secara serius,” kata dia.
Karena itu,
sambungnya, peserta Raker diharapkan memahami tupoksi atau tugas pokok dan
fungsi masing-masing, agar dapat mengusulkan perbaikan-perbaikan dalam
organisasi di masa yang akan datang.
Ketua Panitia
Raker Hj. Sien Mahulette, SE, MM, mengatakan, Raker diikuti 57 peserta yang
terdiri dari pejabat, dosen, pegawai STAIN Al-Fatah Jayapura, dan undangan dari
pihak luar.
Raker yang digelar selama tiga hari ini juga
menghadirkan Kasi Bina Kelembagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian
Agama, Amirudin Kuba, MA sebagai salah satu narasumber utama. (Her)