Fakultas Syariah IAIN Fattahul Muluk gelar Workshop Penyusunan Kurikulum

(Jayapura, 13 Agustus 2018) – Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua melaksanakan Workshop Penyusunan Kurikulum 2019 di lingkungan Kampus, 13 Agustus 2019. Dalam sambutannya, Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Idrus Alhamid, S.Ag, M.Si menekankan pentingnya mencermati perubahan jaman era digital.
Dekan Fakultas Syariah Dr Eko Siwanto, MH bersama Kaprodi Hukum Islam Sugimin, MHI memandu 
“Pembuatan kurikulum harus mengikuti perkembangan jaman karena akan ada pergeseran perilaku dari jaman manual ke jaman digital,” ujarnya.
Menurut Rektor, setiap orang menjalani masa tertentu yang kebiasaannya akan berubah pada periode berikutnya.
“Untuk itu, penyusunan kurikulum pendidikan di kampus harus bisa menyesuaikan kondisi yang berubah,” pesannya.
Ia mengharpakan agar sistem layanan akademik menggunakan basis digital agar tidak ketinggalan jaman. “Nanti kita akan buat sms gateway yang nantinya jika masyarkat melewati zona kampus akan muncul sms yang isinya memperkenalkan kampus,” imbuhnya.
Rektor juga menyampaikan agar program rutin seperti ini dikuatkan, untuk menciptakan ruang-ruang kebersamaan antar sesama pegawai di lingkungan IAIN FM Papua.
“Tahun 2020 akan ada banyak kegiatan sistem-sistem penguatan seperti Penguatan Akses, Penguatan Sumber daya Manusia dan Program Kompetitif lainnya,” tuturnya.
Ketua Panitia Workshop H. Baiturrahman, M.Hum menegaskan bahwa semua perguruan tinggi wajib mengembangkan kurikulum pada setiap program studinya.
“Workshop penyusunan kurikulum ini penting agar kedepannnya Fakultas Syariah dapat mencetak lulusan yang unggul dan profesional di pasar kerja dan bermuara pada kualitas dan kuantitas kampus,” jelasnya.
Senada dengan hal itu, Dekan Fakultas Syariah Dr. Eko Siswanto, MH, menjelaskan bahwa pihak fakultas akan selalu berbenah dalam hal manajemen dan kurikulum dengan mengikuti trend di masyarakat. Dia juga berpesan untuk memfamiliarkan program studinya ke masyarakat dengan bahasa yang mudah dipahami.
“Kalau kita perkenalkan ke masyarakat dengan nama Program Sstudi Ahwal Syaksiyah atau Muamalah, masyarakat mungkin kurang mengerti,” urainya.
Ia menghimbau untuk menggunakan nama Hukum Keluarga yang mudah dipahami oleh masyarakat luas.
Pembukaan Workshop Penyusunan Kurikulum Fakultas Syariah dihadiri oleh pejabat, para dosen, dan staf Fakultas Syariah. (Zul/Her/Ran)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT