AICIS 2024: Rektor IAIN Papua Bahas Jurnal Ilmiah Islam Futura

 (iainfmpapua.ac.id) –  Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Dr. H. Marwan Sileuw, S.Ag., M.Ag memberikan tanggapannya saat menjadi pembahas pada sesi panel Jurnal Ilmiah Islam Futura dalam Annual Internasional Conference on Islamic Studies (AICIS) ke 23 di UIN Walisongo Semarang, 2 Februari 2024.

Marwan mengapresiasi salah satu paper yang disajikan Martin Kustati yang berjudul ‘Islamic-Based Parenting Education Through Module For Youth Family Development: Educate Muslim Teenagers In Reaching The Future’. “Perlu perhatian serius terhadap pembentukan karakter sikap dan akhlak para remaja,” ucapnya. Rektor menyarankan agar penelitan juga dapat difokuskan kepada para remaja yang sulit mengenyam pendidikan. Penelitian ini, lanjutnya, juga dapat berfokus pada para remaja yang orang tuanya sibuk daam bekerja. “Karena mereka inilah yang sebenarnya perlu perhatian dan binaan yang lebih,” paparnya.

Di ruangan berbeda, dosen IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. Shofwan Al-Jauhari, M.Pd.I terpilih menjadi presenter dengan paper berjudul ‘Larung Sesaji di Telaga Ngebel: Mengungkap Pandangan Tokoh Agama Ponorogo Tentang Tradisi Upacara Larung Sesaji di Telaga Ngebel Ponorogo’. Shofwan menerangkan pelaksanaan ‘Larung Sesaji’ di Telaga Ngebel merupakan perbuatan yang urf jika dilaksanakan oleh umat Islam. “Jika dilandasi permohonan serta rasa takut kepada pengaruh telaga Ngebel maka ini merupakan adat yang fasid,” ucapnya. Namun jika Larung Sesaji tersebut dilakukan tanpa didasari atas ketakutan pada penguasa telaga Ngebel dan sekedar wahana wisata, lanjutnya, maka hal tersebut sah saja. Shofwan dalam paparannya menyampaikan sudfah menjadi tugas para tokoh agama di Ponorogo untuk memberikan bimbingan kepada masyarakat. “Namun tidak serta merta langsung menolak tradisi ini secara tegas tetapi dapat digunakan pendekatan yang lebih moderat bahwa tradisi ini dilaksanakan hanya sebagai tradisi turun temurun dan tidak didasari rasa takut terhadap penguasa ngebel,” pungkasnya.


Pembahas dalam panel ini adalah Prof. Dr. H. Ridwan M.Ag. “Ini menarik karena kita mendapatkan informasi mengenai local wisdom, bagaimana perspektif pendekatan islam terhadap tradisi dan budaya lokal,” jelasnya. Prof Ridwan juga memberikan catatan perlunya mengelaborasi pelaku budaya dalam tradisi ini. “Karena tradisi itu dipahami dari perspektif pelaku,” tutupnya.

Pembahas kedua Prof. Muhtar Hadi, M.Si mengatakan bahwa Islam memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap tradisi dan budaya jawa. “Dan ini menjadi tugas bersama sebagai akademisi islam memberikan pengertian dan pemahaman dengan cara yang bijak, karena sejatinya banyak mitos jawa yang memberikan hal positif, tidak hanya kepada sesama manusia namun juga kepada alam, membantu melestarikan alam dan sekitarnya,” pungkasnya. Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar AICIS pada tanggal 1-4 Februari 2024 dan mempertemukan ratusan intelektual internasional muslim untuk merumuskan solusi dari berbagai permasalahan kemanusiaan global. (Za/Is/Zul/Her/Ran)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT