Pelatihan KKN: Kekeliruan Mahasiswa KKN, Anggap Masyarakat Sebagai Obyek

(iainfmpapua.ac.id) – Kekeliruan terbesar para mahasiswa ketika melakukan kuliah kerja nyata (KKN) adalah menganggap masyarakat sebagai obyek. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Dr. Ade Yamin, MA menyampaikan hal ini saat menjadi pembicara dalam kegiatan Pelatihan Peserta KKN STAI YAPTIP Pasaman Barat, 15 Februari 2024 melalui zoom.

“Padahal nyatanya, masyarakat sudah memiliki pengetahuan dasar untuk survive,” ujarnya. Untuk itu, ia mengajak para peserta KKN mengubah perspektif mereka kepada masyarakat tempat melakukan pengabdian nantinya. Menurutnya, mahasiswa harusnya hadir tidak hanya memberikan program semata. “Selain melaksanakan program kerjanya, ke lokasi KKN harus belajar dari masyarakat menemukan pengetahuan tradisional yang ke depan dapat membantu menghadapi tantangan global,” jelasnya. Ia menyarankan mahasiswa untuk mengetahui kebutuhan masyarakat di lokasi KKN sebelum berangkat KKN. “Sehingga program kerja yang dibuat nantinya berdasarkan kebutuhan masyarakat, bukan keinginan mahasiswa saja,” tambahnya. Ade Yamin mengingatkan para peserta untuk membuat program kerja berdasarkan potensi masyarakat di lokasi KKN. “Sehingga ketika mahasiswa selesai KKN dan meninggalkan lokasi, maka masyarakat masih dapat melakukan program yang sudah diinisiasi oleh para mahasiswa,” paparnya.

Ketua STAI Yaptip Pasaman Barat Fajar Budiman, M.Pd.E mengatakan, KKN saat ini sebagai media pengabdian civitas akademika dalam mengabdikan dan mendarmabaktikan keilmuannya. “Mahasiswa diberikan ruang untuk hadir di tengah masyarakat untuk belajar mengimplementasikan dalam praktik nyata yang dalam pengawasan dosen,” ujarnya. Ia menambahkan, tidak menutup kemungkinan untuk ke depannya dapat melakukan KKN Kolaborasi bersama IAIN Fattahul Muluk Papua. “Meskipun dalam ruang dan jarak yang jauh secara geografis, saya harap kita dapat melakukan sebuah kegiatan tridharma perguruan tinggi bersama-sama dalam wujud saling menguatkan dan berbagi pengalaman,” pungkasnya. Panitia Kegiatan ini Dr. Iswandi, MA menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari di kampus dan berkolaborasi dengan masyarakat sesuai dengan kondisi yang ada di masyarakat. “Di samping itu juga menjalin kerjasama yang baik dan melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi agar kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat berjalan dengan baik,” jelasnya. Kegiatan ini diikuti oleh 144 Mahasiswa STAI YAPTIP Pasaman Barat dan juga diisi dengan pemateri lainnya. (Za/Is/Zul/Her/Ran)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT