Program Pascasarjana IAIN Papua Gelar Seminar Nasional Pembelajaran Berdiferensiasi
(iainfmpapua.ac.id) – Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua menggelar seminar nasional dengan tema ‘Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi’ di salah satu hotel di Kotaraja Jayapura, 12 September 2024.
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Dr. H. Marwan Sileuw, S.Ag., M.Pd dalam sambutannya mengingatkan pentingnya pembelajaran berdiferensiasi. “Guru harus pahami, tidak semua anak bisa kita samakan metode pembelajarannya, anak yang kinestetik beda pengajarannya dengan anak yang visual,” ujarnya. Ia menginginkan agar guru dapat semakin mengembangkan Inovasi pembelajaran, khususnya di Pendidikan Agama Islam. “Pendidikan agama adalah pondasi, para guru harus berinovasi mengembangkan metode pengajarannya agar menarik, dan peserta didik memahami,” ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Program Pascasarjana Dr. H. Faisal, M.HI menyampaikan bahwa Prodi PAI Pascasarjana IAIN Papua memiliki distingsi terhadap Prodi PAI di kampus lain. “Adanya multikultur yang menjadi pembeda, inilah yang melatarbelakangi kami mengangkat tema pembelajaran berdiferensiasi ini,” ungkapnya. Faisal mengatakan, penting bagi guru untuk memahami karakteristik peserta didik. “Ini menentukan strategi serta diferensiasi pembelajaran yang akan digunakan nantinya,” tambahnya.
Seminar nasional kali ini menghadirkan 3 narasumber, yakni Dosen Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta Dr. Nanang Suprayogi ,S.Psi, M.Si, Ph.D, Koordinator Yayaysan Suluh Insan Lestari Perwakilan Papua Dr. Hans Dortheis Imbiri, M.A, M.Th., M.Pd, dan Wakil Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Yapis Papua Dr. Neti S., S.Ag., M.Pd.
Nanang Suprayogi dalam pemaparannya menyampaikan, pembelajaran berdiferensiasi memastikan peserta didik dapat mempertahankan karakteristiknya. “Setiap anak didik harus bisa berkembang sesuai dengan karakteristik serta minat dan bakatnya, guru harus melakukan pendekatan untuk mengetahui karakteristik ini dapat dilakukan melalui pretest,” ujarnya. Ia mengingatkan guru untuk lebih terbuka dan tidak kaku dengan hasil belajar peserta didik. “Berikan mereka pilihan untuk menampilkan hasil karyanya, hasil belajar tidak melulu harus berupa tes tertulis, bisa jadi murid lebih bisa jika hasil belajarnya berupa pembuatan video, mind map, atau bahkan role playing,” pungkasnya. Kegiatan ini diikuti para peserta yang berasal dari berbagai sekolah dan instansi di Kota Jayapura. (Za/Is/Her/)