“Kenapa harus takut kepada Corona (covid 19) bukan takut kepada Allah.Corona Makhluq sedangkan Allah Khaliq”
Oleh:Darwan Yusuf Al Farizy (Mahasiswa Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam IAIN Fattahul Muluk Papua
Sebagian orang berkata buat apa harus takut kepada Corona,
Corona itu hanya makhluk atau sesuatu yang di ciptakan. Takutlah kepada yang
menciptakannya yaitu Allah SWT”.
Coronavirus atau disebut dengan covid 19 adalah wabah yang
tidak mengenal usia tidak mengenal tempat, tidak terlihat dan tidak terasa saat
dia menghampiri, namun efek yang di timbulkan dari virus ini mampu menarik
setiap napas dari jiwa-jiwa yang tidak akan bisa kembali.
Sejak timbulnya wabah ini, tepatnya dari kota Wuhan Cina, Desember
2019 hingga sampai saat ini berbagai Negara termasuk negeri kita Indonesia telah berusaha keras untuk mencegah
penyebaran virus ini namun entah dari siapa dan oleh siapa masih saja ada
korban yang terdampak oleh coronavirus atau covid 19.
Wahai saudara saudariku ada yang kita lupakan……
Seorang utusan Allah yang paling dekat dengan Allah bahkan
dicintai oleh Allah SWT, yaitu Nabi Muhammad SAW. Pada saat beliau dikejar oleh
kaum kafir Quraisy beliau bersembunyi di
Gua Tsur, bukan karena beliau takut atau pengecut, tapi Risalah yang beliau
bawa harus sampai pada generasi selanjutnya.
Apakah kita hanya berpikir kehidupan kita sampai disini
saja?
Wallahu a’lam, tapi kita punya cita-cita, punya mimpi, punya
istri, punya anak dan punya keluarga.
ولا تلقوا بايديكم ا
لي التهلكة وأحسنوا
Dan janganlah kalian menjerumuskan diri kalian sendiri ke
dalam kebinasaan karena meninggalkan jihad. (QS.Albaqoroh 195).
Seorang utusan yang
dekat dengan Allah setelah Nabi Muhammad SAW yaitu Nabi Ibrahim alaihissalam
dan manusia kedua yang dicintai Allah Subhanahuwataala saat beliau dikejar oleh
bala tentara Namruz, beliau berlari, bukan karena takut, bukan pula beliau
adalah seorang pengecut tapi, beliau berlari demi agama, karena agama ini
kadang harus mengalah untuk menang.
Andai kita semua berpikir yang sama.” tak perlu takut pada
covid 19”. Apakah kita akan menang?, apakah kita tidak akan terjangkit? Lalu bagaimana
seandainya kita terdampak virus tersebut?. Apakah masih bisa menggapai
cita-cita kita? Apakah masih bisa menggapai mimpi kita? Bagaimana dengan nasib
anak kita? Bagaimana dengan nasib istri atau suami kita? Bagaimana dengan nasib
keluarga kita di esok hari?
Bisa jadi musibah, termasuk wabah penyakit, kerusakan yang
terjadi adalah akibat ulah kita sendiri. Ulah dari perilaku berlebihan dan tidak menjaga kebersihan, ceroboh, dan
sejenisnya.
Sebagaimana Allah mengingatkan di dalam ayat-Nya:
ظهر الفساد في
البر والبحر بما كسبث
أيدالناس ليذيقهم بعض الذي
عملوا لعلهم يرجعون
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).” (QS Ar-Ruum: 41).
Wahai saudara, ada seorang utusan Allah yang sangat di
cintai pula oleh Allah Subhanahu wata ‘ala yaitu nabi Musa Alaihisalam, beliau
berlari membawa umatnya yang tak sedikit jumlahnya, menyebrangi lautan mati
demi menyelamatkan umatnya. Beliau bukan takut, beliau bukan pengecut, tapi
agama ini tidak menginginkan umatnya mati konyol.
Ada seorang manusia yang dijamin masuk surga oleh Allah
Subhanahu wata ‘ala yaitu khalifah umar Radhiyallahu anhu, beliau pernah
menghindari kampung yang terkena wabah (tha’un), bukan beliau seorang penakut
juga buka seorang pengecut tapi, beliau berkata berlarilah dari buruk kepada
takdir yang baik.
Lalu bagaimana dengan
kita? Seorang manusia yang bukan Rosul, bukan juga seorang yang dekat
dengan Allah setiap saat, bukan juga manusia yang sudah mendapatkan jaminan
akan masuk surga, bukan manusia yang sudah di maksum dengan bangga, dengan
pongah seolah menantang wabah ini (Covid 19) dengan berkata “buat apa harus
takut pada virus corona tapi takutlah kepada Allah”
Wahai saudaraku…..
Apapun yang menjadi
keputusan pemerintah, Fatwa Ulama, Majlis Ulama Indonesia (MUI), tiada
lain itu semua adalah untuk kebaikan kita, saudara kita, istri kita, anak-anak
kita, dan Negeri kita Indonesia.
ما ا صاب من
مصيبة الا باءذن الله
ومن يؤمن بالله يهد
قلبه والله بكل شيء
عليم
Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah, dan setiap orang yang beriman kepada Allah, niscaya
Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (QS At-Taghabun : 11).
عجبا لآمر المؤمن إن
أمره كله خير, وليس
ذاك لآحد إلا للمؤمن,
إن أصابته سراء شكر
فكان خيراله, وإن اصابته
ضراء صبر فكان خيراله
Artinya : “Seluruh orang beriman begitu menakjubkan, karena
pasti berujung pada kebaikan. Dan hal itu hanya terjadi pada diri orang
beriman.Jika hal yang menyenangkan terjadi, dia bersyukur dan itu merupakan
kebaikan. Dan jika mengalami hal yang menyedihkan, dia bersabar dan hal itu pun
merupakan kebaikan.” (HR Muslim)
#CoronaVirus------------------#Covid19-----------------------#Dirumah
aja