BERITA | LP2M IAIN Papua Gelar Webinar Potret Moderasi Beragama


 
Tampilan layar Rektor saat memberi materi dalam webinar

(www.iainfattahulmulukpapua.ac.id) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua menggelar webinar (seminar virtual), 3 Juni 2020. Webinar yang juga disiarkan secara live via channel media sosial Youtube dan Facebook IAIN Fattahul Muluk Papua ini mengangkat tema ‘Potret Moderasi Beragama Di Indonesia: Mari Belajar Dari Papua’. 
Sebagai Keynote Speaker, Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Idrus Alhamid, S.Ag, M.Si menginginkan agar seminar ini dapat menyumbangkan hal-hal yang sifatnya kongkrit kepada khalayak luas. “Ke depannya, Kampus IAIN Fattahul Muluk Papua kiranya mampu berkomitmen menjadikan kampus sebagai pusat studi peradaban agama," ungkap Rektor. Ia juga mengatakan bahwa Papua adalah miniature Indonesia. “Dalam webinar ini, ada tokoh-tokoh di Papua yang sudah teruji dalam praktek moderasi beragama, merekalah sesungguhnya yang dapat kita ambil pendapatnya dalam melihat berbagai masalah di Papua,” urainya.
Senada dengan hal itu, Ketua Majelis Muslim Papua Dr. Basir Rohrohmana, M.Hum, menegaskan bahwa moderasi adalah hal yang tidak asing lagi di Papua. "Mari kita kembangkan dan wariskan moderasi yang ada di Papua, mari kita memupuk ukhuwah di antara kita, karena damai dimulai dari diri kita sendiri dan dari agama kita sendiri," pesannya.
Terkait situasi wabah Covid-19 ini, Guru Besar Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.A, melihat bahwa ini adalah momentum perbaikan berbagai hal di masyarakat dengan berbagai standarisasi.
“Covid sebagai point of the departure, state control dan sebagai sarana kontestatif,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa ada empat pilar moderasi yang harus diketahui masyarakat yaitu akomodasi keragaman, perspektif Papua sebagai modalitas, mobilisasi budaya serta menjadikan Papua pengalaman bersama. Irwan berpesan agar warga di Papua selalu optimis dan menjaga solaridaritas, dimana kecerdasan lokal akan menjadi suplemen ampuh dalam penegakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Kembalikan ke rumah masing-masing, memperbaiki Papua adalah memperbaiki Indonesia," pungkasnya.
Pada bagian lain, Pembina Majelis Muslim Papua, Thaha .M Alhamid mengajak para peserta agar menyamakan pandangan untuk semangat hidup damai bersama.
"Dalam sejarah orang Papua, ketidakadilan ekonomi adalah faktor yang memancing perseteruan, jadi bukan karena agama," ujarnya. Menurutnya, upaya-upaya menjaga perdamaian suatu negeri menjadi kewajiban di Papua. "Mari kita jadikan masa lalu menjadi modal dukungan dalam membangun komunikasi dialog antar agama," pesannya.
Webinar yang disupport tim Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) IAIN Fattahul Muluk Papua ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan se-Indonesia. (Min.Zul/Her/Ran)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT