LP2M IAIN FM Papua Gelar Webinar Pancasila dan Kesatuan Bangsa
(www.iainfmpapua.ac.id) – Lembaga
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Fattahul Muluk Papua menggelar website seminar (Webinar) nasional dengan
tema ‘Pancasila Dan Kesatuan Bangsa’ secara melalui video converence, 24 Juni 2020.
Dalam materinya yang bertema ‘Habituasi Pancasila Dalam Merawat Kemajemukan’,
Dr. Antonius Benny Susetyo sebagai Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila (BPIP) menginginkan adanya masukan dari dua arah untuk menyamakan
nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan public.
“Pancasila
menjadi tugas dan kewajiban bersama untuk menjadi paradigma ilmu kritis dan
proses dialika, penting bagi para intelektual mempengaruhi kebijakan public,
pemerintah, pasar dan warga,” ujarnya. Menurutnya, nilai-nilai Pancasila adalah
pemandu kehidupan bersama dalam menciptakan tata kehidupan public, sedangkan
tata keadaban public menjadi acuan dalam merawat Bhinneka Tunggal Ika.
”Indonesia
merupakan negara yang berbhinneka tunggal Ika terdiri dari 714 suku, bermacam
agama, dan etnis yang hidup berdampingan,” terangnya. Ia mengajak peserta untuk
menanamkan dalam diri agar ada kemauan untuk mengaktualisasikan pilar hidup
berbangsa yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI menjadi
kebijakan yang memberi ruang sama bagi anak bangsa.
Di kesempatan
yang sama, Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten Prof.
Dr. H. Fauzul Iman, MA, dalam materinya yang bertema ‘Kekuatan Idiologi
Pancasila Melawan Ideologi Baru’ mengatakan ada tantangan Pancasila dalam
menghadapi kepentingan global, diantaranya adanya radikalisme agama,
neokolonialisme serta soal kesejahteraan rakyat.
“Untuk
meneguhkan semangat eksistensi Pancasila, perlu adanya ijtihad dari pendiri
bangsa,” ujarnya. Menurutnya nilai-nilai luhur Pancasila merupakan kekuatan
bangsa. ”Semua sila Pancasila sudah mencakup semua pandangan hidup bangsa
Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional serta cita-cita bangsa,” ungkapnya.
Ia mengajak BPIP terus melakukan riset-riset ilmiah. ”Apapun UU selama itu
baik, hasil ijtihad bangsa dan komponen perlu disambut dengan baik,” tuturnya.
Rektor IAIN
Fattahul Muluk Papua Dr. H. Idrus Alhamid, S.Ag, M.Si mengapresiasi seluruh
pemateri yang menyampaikan pemikiran terbaik dalam webinar kali ini. “Kami
bersyukur mendapatkan gagasan dan sumbangan pemikiran dari tokoh-tokoh hebat di
Indonesia dalam webinar di IAJN Fattahul Muluk, dan kita akan terus berupaya
membuat diskusi akademik yang berkualitas dengan tema-tema lain yang menyentuh
kepentingan masyarakat luas,” ujarnya.
Kepala Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (BPIPRI) Prof. Drs. K.H. Yudian
Wahyudi, M.A., Ph.D yang juga hadir dalam webinar tersebut berpesan agar
masyarakat menjalankan kehidupan dengan saling bertoleransi, dan tidak
memunculkan egoisme antar agama.
Webinar
yang berlangsung lebih dari dua jam ini diisi dengan tanya jawab dan diikuti
kalangan sivitas akademik serta peserta dari berbagai kota di Indonesia. (Min/Zul/Her/Ran)