ARTIKEL | "RENUNGAN KAUM CERDAS, TANPA IDENTITAS"

 



Oleh Prof. Dr. Idrus Alhamid,M.Si Suara Minor Cendekia Poros Intim. 

 Manusia terkadang meninggalkan "Peluang" hanya disebabkan karena sibuk mengisi "Ruang" perburuan "Pundi Dinar" yang tak pernah menyisakan kisah bagaikan Romeo dan Juliet. Kadang banyak dari manusia menjadikan Medsos sebagai sarana ekspresi jiwa dengan cara kamuflase terhadap kebenaran sejati. Wajah mereka terlihat bagaikan Bidadari atau Arjuna tampan selalu memukau lawan. 

Namun aslinya itu semua adalah kebohongan "kaum pesakitan jiwa" yang terkapar oleh "Peradaban Mulkinam 'aam". Manusia saat berada dalam Peradaban Mitos kaum purbakala, terlihat kaum lemah selalu terpenjara, yang kuat menjadi buas laksana mesin raksasa memaksa setiap jiwa tunduk dan patuh dalam lamunan, bagaikan seseorang yang sedang berdo'a dalam kesunyian malam saat merenungi kejam-nya Sang durdjana tebar pesona. 

 Manusia dalam Peradaban "Rakyat Jelata", hidup tanpa beban, selalu ikhlas mengarungi pasang surut bahtera dan riak gelombang kaum bangsawan. Mereka selalu berada dalam persimpangan jalan, dekapan lorong keyakinan, bahwa yang unggul adalah mereka yang menjadikan malam berlatar "Pengaduan" dan menjadikan siang bersemi dalam "jerami" kemampuan mengisi ruang dengan harapan mungkin "Tuhan" datang menyapa dengan kasih sayang hingga terasa tetesan embun pagi merangsek jiwa hingga jadi lapang. 
 
Jayapura,28 November 2021

 By, Si Hitam Manis Pelipur Lara mulai terpesona oleh manis nya dunia, karena pahit dunia adalah beban hati 'Kaum Jahiliyyah'.

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT