International Conference of Zakat: Fachrudin dan Tim Optimis Raih Prestasi
Tangkapan layar presentasi Fachrudin dan tim |
Pihaknya membagi tugas mulai penyusunan latar belakang hingga kesimpulan. “Kami berterima kasih kepada pihak kampus dan fakultas atas segala dukungannya selama ini,” ucapnya.
Sebagai pembicara, Jukri Baharuddin memaparkan
penelitian yang dilakukan bersama timnya menyimpulkan bahwa masih banyak
masyarakat Jayapura yang membayar zakat secara manual di era pandemi. “Penelitian yang
dilakukan menunjukkan hasil 82% responden memilih membayar zakat secara manual dan 18% secara online,” ucap mahasiswa Program Magister
Ekonomi Syariah UIN Malang ini.
Tangkapan layar Jukri Baharuddin |
Menurutnya, masyarakat menggunakan metode pembayaran zakat secara manual atau cash berlandaskan kepercayaan, transparansi dan kredibilitas pada lembaga zakat dalam pendistribusiannya. “Walaupun pembayaran zakat secara online lebih mudah dan fleksibel khususnya di masa pandemic ini namun masyarakat merasa lebih aman, nyaman dan lebih mempercayai metode pembayaran zakat secara offline atau cash,” tutur alumni S1 IAIN Fattahul Muluk Papua ini. Selain itu, metode pembayaran zakat secara manual/cash bisa lebih menjangkau seluruh lingkup masyarakat. “Pengaruh sosial juga berperan penting dalam pembayaran zakat secara cash di Jayapura, sehingga hasil penitilian kami menyimpulkan pilihan penggunaan metode pembayaran zakat secara cash ataupun online tergantung dari karakteristik sosial ekonomi masyarakat,” paparnya.
Anggota tim yang lain, mahasiswa pada
program International Development dan Cooperation Kyung Hee University, South
Korea, Ira Eka Pratiwi menyampaikan bahwa proses koordinasi hingga tahap
pembuatan paper dikerjakan selama kurang lebih 3 bulan. “Melalui aplikasi
virtual, kami bersama-sama menyusun proposal, mengumpulkan data, mengolah hingga
analisis data, selanjutnya kami susun dalam bentuk artikel untuk disubmit ke
panitia,” urai Dosen FEBI IAIN Fattahul Muluk Papua ini.
Panitia penyelenggara ICONZ, Herlin
memaparkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempertemukan pelaku industri,
akademisi, peneliti dan masyarakat umum untuk melakukan diskusi mengenai
perkembangan digitalisasi dalam pengelolaan zakat. “Diharapkan forum
ini dapat memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan dalam proses
digitalisasi dalam pengelolaan zakat,” jelasnya. Adapun seleksi penerimaan
paper ini dinilai berdasarkan beberapa kriteria. “Diantaranya kualitas isi atau
konten penulisan, kualitas sistematika penulisan, kualitas penggunaan bahasa
Inggris dalam penulisan, dan kualitas relevansi dengan topik yang ditentukan,”
jelasnya.
Ia menyebutkan, dari 50 paper yang sudah dipresentasikan, akan
dipilih 3 best paper untuk mendapatkan hadiah utama berupa uang pembinaan. “Dari para presenter yang
terpilih akan mendapat kesempatan untuk mempublikasikan hasil penelitiannya,” paparnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil
Qoumas tampil sebagai Keynote Speaker dalam pembukaan International
Conference of Zakat (ICONZ) dengan tema ‘Digital Transformation of Zakat;
Building Resiliency and Prosperity of Ummah in Times of Covid-19’ tersebut. (Za/Is/Zul/Her/Ran)