Gensia International Conference: Mahkota Papua Media Efektif Pembelajaran Geometri Inklusif

(iainfmpapua.ac.id) – Mahkota Papua dapat dijadikan media yang efektif untuk pembelajaran geometri yang inklusif. Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Luluk Wahyu Nengsih, M.Pd menyampaikan hal ini dalam GENSIA, The 2nd International Conference On Gender, Children, And Social Inclusion yang digelar secara hybrid di Mataram, NTB, Indonesia, 16 Oktober 2024.

“Argumentasi ini didapat dari simbol dan abstraksi gambar yang terlihat pada mahkota Papua menunjukkan pola pola dasar dalam geometri,” ucapnya. Selain itu, pola geometri yang ada bersumber dari pengalaman hidup sehari hari masyarakat. “Dan mahkota Papua merupakan cerminan identitas budaya yang kuat dan telah menjadi milik bersama, sehingga dapat mendorong anak untuk lebih menghargai dan melestarikan budaya sambil belajar matematika,” paparnya.

Dalam paper ‘Pola Geometris Mahkota Papua Sebagai Media Belajar Anak Yang Inklusif’ yang dikerjakan bersama Dr. Ade Yamin, MA dan Nining Puji Lestari, M.Pd ini, ia menuturkan bahwa mahkota Papua, sebagai produk budaya, menyajikan pola geometris yang beragam, seperti segitiga, segiempat, dan lingkaran. “Keberagaman ini memberikan cara menarik bagi anak untuk memahami konsep geometri, pembelajaran berbasis mahkota Papua memungkinkan semua anak, termasuk yang berkebutuhan khusus, untuk belajar aktif dan berkolaborasi,” terangnya. Luluk mempresentasikan, pengintegrasian mahkota Papua dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara guru menceritakan makna setiap motif. “Aktivitas ini membantu anak-anak, terutama yang berasal dari Papua, merasa bahwa budaya mereka diakui dan dihargai,” urainya. Sementara itu, anak dari etnis lain dapat mengembangkan rasa hormat terhadap identitas budaya yang berbeda. “Dengan demikian, hal ini mendukung terciptanya lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis bagi semua anak,” pungkasnya. Panitia konferensi Dr. Kristayulita, M.Si mengatakan, konferensi dengan tema ‘Studi Interdisipliner tentang Isu Perempuan dan Anak Kontemporer untuk Transformasi Sosial’ ini diikuti 58 perguruan tinggi Islam negeri. “Selain itu, 66 dari 194 artikel, yang mencakup 34%, telah dipilih untuk dipresentasikan,” paparnya. Beberepa keynote spekaer diantaranya adalah Dr. Jan A. Ali dari Pusat Penelitian Agama dan Masyarakat di Western Sydney University, Prof. Farish A. Noor sejarawan dari Malaysia yang menjabat sebagai profesor di Universitas Islam Internasional Indonesia. Serta Siti Nurjanah, M.A, Direktur eksekutif Women Learning Partnership (WLP) dan Women and Youth Development Institute of Indonesia (WYDII). (*)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT