ARTIKEL | HIKMAH DI BALIK COVID-19 TERHADAP PENDIDIKAN
Oleh
Darwan Yusuf Al Farizy
(Mahasiswa
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam IAIN Fattahul Muluk Papua)
‘… menjadi seorang pendidik itu tidak semudah membalikkan telapak
tangan… ‘
Sebagaimana ketetapan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah membangun potensi peserta didik agar menjadi manuisa
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Corona virus atau dikenal dengan istilah Covid-19 (Cororna Virus
Diseases-19) disinyalir mulai mewabah pada tgl 31 Desember tahun 2019 di
kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, hingga saat ini menyebar hampir ke seluruh
penjuru dunia dengan sangat cepat, sehingga WHO tgl 11 Maret 2020 menetapkan
wabah ini sebagai pandemic global.
Untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19, Sosial distancing
menjadi pilihan yang sangat berat untuk dijadikan sebagai kebijakan dari
setiap negara termasuk Indonesia, karena kebijakan ini berdampak besar terhadap
segala aspek kehidupan tak terkecuali dengan bidang pendidikan. Kebijakan
pemerintah dengan meliburkan atau memindahkan sistem pembelajaran dari sekolah,
madrasah atau perguruan tinggi menjadi di rumah, membuat kelimpungan banyak
pihak. Namun seiring dengan kebijakan pemerintah yang terus dioperasikan pada
seluruh kalangan masyarakat terutama di bidang pendidikan, tersimpan hikmah
yang sangat besar.
Pendidikan biasanya dilakukan secara face to face, di kelas,
berkelompok. Tapi dengan adanya virus corona, pendidikan (sistem pembelajaran)
dilakukan dengan melalui jarak jauh atau e-learning. Disnilah letak
hikmah yang didaptkan dari adanya virus corona terhadap pendidikan.
Bagi pendidik bisa disadari bahwa pendidikan harus dilakukan dengan secara
efektif dan efisien mungkin meski tidak dilakukan di ruang kelas atau face
to face dan bisa dilakukan dari mana saja. Seiring dengan perkembangan
tekhnologi yang semakin canggih para pendidik bisa mempelajari dan
mendistribusikan bagaima sistem pembelajaran menggunakan tekhnologi pada saat
ini yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bukan untuk saat ini
(sementara) saja, tapi bisa menjadi seterusnya.
Bagi orang tua, dengan adanya Covid-19 yang mengakibatkan sistem
pendidikan (pembelajaran) dilakukan dengan ‘di rumah saja’, bisa disadari dan
mengerti akan peran seorang guru atau pendidik bahwa menjadi seorang pendidik
itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Orang tua (wali siswa) bisa mulai
menyadari bahwa pendidikan terhadap anak tidak hanya dilakukan di luar oleh
seorang guru atau pendidik saja tapi juga bisa dilakukan para orang tua wali
siswa sendiri, dan ini sangat penting dilakukan. Sebagaimana Allah jelaskan dalam Al Qur’an
surat At Tahrim ayat 6, yang artinya; “Hai orang orang yang beriman
peliharalah dirimu dan kelurgamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu”. Tafsiran dari kata ‘peliharalah’ adalah pertanggungjawaban,
sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rosulullah SAW,
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban
atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggung jawabannya dan demikian seorang pria adalah seorang pemimpin bagi
keluarganya dan akan dimintai pertanggung jawabannya.” (HR Bukhari: 2278). Dengan begitu para
wali siswa bisa menumbuhkan rasa empati pada para pendidik.
Covid-19 telah banyak menumbukan ‘inovasi baru’
terhadap system pendidikan yang modern. (*)