ARTIKEL | Respon Mahasiswa tentang Kuliah Online dan Pesan Untuk Pejuang Covid-19
Oleh
Siti Hadija Atbar
(Mahasiswa
Prodi Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Fattahul Muluk Papua)
Kampus
merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar oleh mahasiswa dan dosen,
serta aktifitas administrasi. Di tengah-tengah kejadian wabah Covid-19 ini,
kuliah dialihkan ke rumah dan aktifitas belajar mengajar di-online-kan. Bukan hanya kampus,
lembaga-lembaga lain pasti melakukan hal demikian seperti, sekolah, perkantoran
ataupun perusahaan. Kejadian Covid-19 sangat memprihatinkan sehingga merenggut
nyawa manusia.
Terlepas dari itu,
mari kita dengar suara beberapa mahasiswa mengenai kuliah online ini, khususnya di wilayah Jayapura. Berikut tanggapannya:
1.
Muhammad
Ilham Arif
Ia adalah seorang
mahasiswa IAIN Fattahul Muluk Papua Fakultas Tarbiyah Program studi Pendidikan
Matematika, semester VI, yang tinggal di Arso. Asalnya dari Sulawesi Selatan.
Menurutnya, corona
merupakan virus yang sangat berbahaya, terbukti dengan banyak korban di beberapa
daerah yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Ini membuat penjagaan di
daerah yang ia tinggal saat ini sangat ketat, dan mulai saling menjaga diri
masing-masing. Salah satunya dengan adanya pos penjagaan terhadap orang tak
dikenal, apabila ingin masuk di daerah itu, tersedia tempat pencucian tangan
dan penyemprotan kendaraan. Menurutnya, dampak negatif dari wabah Covid-19 membuat
masyarakat kurang bebas melakukan aktifitas yang biasa tiap hari dilakukan. Namun,
demi menjaga diri dan keluarganya, mereka harus mengikuti himbauan atau anjuran
dari pemerintah. Dengan adanya kejadian ini ia dapat meluangkan waktu berkumpul
bersama keluarga di rumah.
Namun, yang ia
rasakan sendiri sebagai seorang mahasiswa sangat mengalami permasalahan pada pembelajaran
online, yang mana ia sebagai
mahasiswa Matematika butuh bantuan penjelasan secara langsung untuk bisa lebih
paham materi yang diajarkan.
“Pengaruh virus ini
membuat kampus harus diliburkan, dan diadakannya pembelajaran online membuat saya kebingungan dalam
memahami materi baru yang diajarkan. Kalau di kampus ada interaksi komunikasi
secara langsung dengan dosen yang bersangkutan maupun teman-teman yang sangat
membantu untuk menjelaskan materi jika saya kurang paham, namun, kalau di rumah
kita hanya bisa lewat HP dan itu membuat saya mengalami kesulitan. Harapan saya
sebagai seorang mahasiswa, semoga virus ini cepat hilang dan pembelajaran bisa
dimulai lagi di kampus,” pungkas mahasiswa IAIN prodi matematika semester VI
angkatan 2017ini.
Menurutnya, pembelajaran
yang dapat diambil dari kejadiannya ini adalah selalu menjaga kesehatan, karena
diperlukannya interaksi dengan orang lain, memudahkan sesuatu yang kita
lakukan. Pesannya kepada para medis dan pemerintah, agar tetap bersemangat,
karena perjuangan hari ini merupakan kebahagiaan manusia di kemudian hari.
2.
Sartiawan
Wailusu
Mahasiswa IAIN
Fattahul Muluk Papua Program Studi Perbankan Syari’ah Semester IV yang berasal
dari Ambon ini menempati Asrama Putra IAIN Fattahul Muluk Papua.
Menurutnya, penyebaran
virus corona ini membuat semua aktivitas sosial dan perekonomian berjalan tidak
seimbang saat ini. Adapun dampak positif dari kejadian ini adalah, kita selalu
diingatkan pada keimanan dan selalu bertakwa kepada Allah SWT, karena mungkin
kita selalu lupa dengan teguran Allah SWT. Tak terlepas dari dampak negatifnya,
menurutnya, perekonomian semakin lambat dan kehidupan social semakin menjauh,
tidak ada keakraban dalam kehidupan, langkah kita terjepit dalam segala hal.
“Kejadian ini
sangat berpengaruh terhadap perkuliahan sehingga tidak efektif dan efisien.
Kurang efektif karena waktu sedikit untuk kita menyerap dan mendapatkan ilmu
pengetahuan,” ujarnya.
Ada Pembelajaran
yang bisa diambil dari kejadian ini, menurutnya, agar kita selalu berhati-hati
dan ikhtiar dalam kehidupan. Dengan penuh harapan bahwa, semoga dengan kejadian
ini kita selalu menjaga kesehatan dan bisa mengatur kehidupan ini lebih baik
lagi.
Pesannya untuk para
pejuang melawan covid, tetap semangat dalam berjuang demi umat dan negara. “Langkah
perjuangan kalian selalu diijabah oleh Allah SWT.”
3.
Alfaris
Salam Renyaan
Mahasiswa Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) Jayapura, Program Studi
Teknik Informatika Semester VI, tinggal di Dok 5 Jayapura, dari Kei Maluku.
Menurutnya,
sekarang banyak masyarakat tidak menyadari bahayanya corona. Akan lebih baik
jika kita tingkatkan kesadaran diri agar kita tidak menyepelekan pandemik
Covid-19 ini. Jika dipandang dari sisi positif, kondisi ini membuat lebih
banyak waktu di rumah dan lebih banyak kumpul dengan keluarga. Sedangkan sisi
negatifnya, banyak yang mengalami kerugian secara materi, kemungkinan pegawai
tidak merasakan tetapi, yang merasakan ialah orang pemilik usaha seperti kios
dan warung yang mereka bertahan hidup dengan penghasilan hari ini.
“Kalau saya pribadi
sebagai seorang mahasiswa tentunya merasakan dampaknya terutama aktivitas
perkuliahan yang mana diadakan secara online,
kurang efektif dan terasa sulit untuk memahami suatu materi. Aktifitas kuliah
online ini membuat kegiatan belajar-mengajar kurang optimal, mahasiswa sulit
untuk menerjemahkan materi yang disampaikan oleh dosen. Jika dibandingkan
dengan belajar di kampus, jauh lebih fokus dan optimal ketimbang online. Harapan saya, semoga corona ini
cepat berlalu agar kembali kepada sistem awalnya dan mungkin kampus harus lebih
membangun system, agar lebih siap kedepannya untuk kondisi seperti ini kalau
memang harus kuliah online,” ujarnya.
Ia pun menyampaikan
bahwa dengan adanya kejadian ini, kita dapat memetik pelajarannya yaitu sebagai
mahasiswa harus lebih survive dan tidak berharap kepada teori yang diberikan dosen,
dan harus selalu hidup sehat agar terhindar dari segala macam penyakit.
4.
Esterlina
Virginia Muabuay
Ia merupakan
mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ), Program Studi
Perencanaan Wilayah Dan Kota, Semester VI. Berasal dari Ambai, Serui, Papua, dan
sekarang tinggal di kota Jayapura.
Ia menanggapi, masih
ada masyarakat yang tidak taat pada aturan pemerintah yang menghimbau untuk ‘#dirumahsaja’,
walaupun masyarakat telah mengetahui bahwa virus corona ini sangat berbahaya. Dari
kejadian ini, ia bersyukur semakin mempunyai banyak waktu berdo’a, waktu
bersama keluarga, dan menerapkan pola hidup yang lebih sehat. Ia melihat,
kejadian ini membuat kepanikan masyarakat yang berpendapatan menengah ke atas,
yang memilih untuk memborong sembako sebagai stok di rumah. Sehingga masyarakat
yang berpendapatan menengah ke bawah tidak kebagian dan harus menunggu stok
jika ada.
Terlepas dari itu,
ia menuturkan dampak yang dirasakan sebagai seorang mahasiswa.
“Pengeluaran uang
untuk kuota internet tiga kali lipat dari biasanya, karena kelas online dan
asistensi via online. Perbandingannya,
kuliah di kampus harus wajib rapi, tepat waktu dan jika ada materi yang tidak
dipahami maka bisa ditanyakan ulang, namun di rumah mau bertanya tergantung
koneksi, namun tidak harus rapi,” tuturnya.
Harapannya, kondisi ini cepat pulih, dan ia
menyampaikan pesan kepada petugas yang melawan covid bersama pemerintah agar tetap
semangat. “Untuk garda terdepan saat ini, agar banyak berdo’a, menyerahkan
kepada Tuhan, tetap stay safety,
Tuhan memberkati,” pungkasnya
5.
Isnaini
Ayu Putri Alindra
Mahasiswa
Univertitas Sains dan Teknologi (USTJ) Program Studi Analisis Kesehatan/VI yang
berasal dari Jawa ini tinggal di perumahan Sentani. Ia tidak sedang mengikuti
kuliah online, namun sedang menyusun
tugas akhir penelitiannya.
“Kejadian ini
membuat saya sebagai seorang mahasiswa dalam menyusun penelitian studi akhir
menjadi terhambat, ujian ditunda, penelitianpun terlambat, begitupun dengan planning untuk tugas akhir terhambat.
Harapan saya, semoga covid ini cepat hilang, dan khususnya untuk para medis Insyaa
Allah yang sudah kalian kerjakan menjadi ladang pahala yang berlipat ganda, semangat
terus karena tanpa kalian pasien yang terkena penyakit apapun tidak bisa
tertolong. Dan para medis analis yang bekerja di balik layar, tetap semangat
karena aku tahu pekerjaanmu sangatlah menentukan hasil yang diperiksa. Untuk
pemerintah, terus tegas dengan masyarakat yang bandel dan buat masyarakat ayo
bersama-sama patuhi aturan, jangan memperkeruh keadaan. Karena covid ini sangat
cepat terjangkit dan aturan yang dibuat untuk kemaslahatan bersama,” ujarnya.
Pesan yang sama disampaikan kepada para medis dan pemerintah, agar tetap berjuang dan bersemangat dalam melawan wabah berbahaya ini. Tetap menjaga kesehatan karena kesehatan kalian adalah kesehatan kami juga. (*)