ARTIKEL | PEMBELAJARAN RAMADHAN (Menilik Kultur Terus Membekas Pasca Ramadhan)
Oleh Dr. Zulihi, M.Ag
(Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah
IAIN Fattahul Muluk Papua)
“Bulan suci Ramadhan adalah bulan
yang agung diliputi dengan berbagai macam keistimewaan dan keutamaan, sehingga
umat Islam sangat antusias dengan berlomba-lomba dalam mengoptimalkan
ritualitas ibadah dan amal shalihnya. Meskipun pada tahun ini, puasa Ramadhan
bertepatan dengan munculnya wabah Corona (Covid-19) yang mengharuskan setiap
orang tetap berada di rumah (Stay At Home) dan pembatasan aktivitas di
luar (Physical Distancing), namun tidak mengurangi semangat dan motivasi
umat Islam untuk mengerjakan ibadah dan amal shalih. Untuk itulah, maka kultur
yang telah diajarkan oleh Ramadhan yang lalu setidaknya menjadi bahan
intropeksi (Muhasabah) diri pada pasca Ramadhan ini, agar terus
dilaksanakan meskipun dalam kondisi wabah virus Corona (Covid-19) yang masih
melanda. Adapun kultur dimaksud, yaitu tetap bersemangat dalam beribadah, tetap
menjaga diri dari perbuatan maksiat, senang membantu dan mencintai saudara
se-iman, selalu menjaga shalat berjamaah, selalu menjaga shalat-shalat sunnah,
dan selalu berinteraksi dengan Alquran”
Bulan
suci Ramadhan
pada pada tahun ini bertepatan dengan munculnya wabah Corona (Covid-19) telah
berlalu meninggalkan kita, dan saat ini berganti bulan Syawal. Sebagai seorang
muslim yang mengaku beriman kepada Allah SWT, sudah sepatutnya sangat merasa
sedih dan begitu berat hati berpisah dengannya (bulan Ramadhan). Karena di
dalam bulan tersebut merupakan bulan yang sangat istimewa yang diberikan oleh
Allah SWT, yaitu bulan keberkahan, rahmat dan maghfirah (Ampunan).
Dengan demikian, momen yang selalu dirindukan kehadirannya tersebut, telah
pergi meninggalkan kita. Namun bulan yang sangat teristimewa ini (bulan Ramadhan),
tentu dengan penuh keikhlasan untuk merelakan kepergiaannya. Kepergiannya
(bulan Ramadhan) tentu sangat mengundang kesedihan bagi siapapun, namun sebagai
orang yang beriman hanyalah berharap dan berdoa kepada Allah SWT agar seluruh
rangkaian ritualitas ibadah dan amal shalih yang telah dilaksanakan selama
sebulan penuh dapat diterima oleh Allah SWT. Selain itu, ibadah dan amal shalih
yang telah dilaksanakan di bulan puasa ini dapat dilakukan secara istiqamah untuk
sebelas bulan berikutnya dan mudah-mudahan dipertemukan kembali dengan bulan
suci Ramadhan pada tahun yang akan datang.
Pada bulan suci Ramadhan
tahun ini, suasananya agak berbeda akibat dari munculnya wabah virus Corona
(Covid-19) yang melanda negeri ini, sehingga ibadah dan amal shalih hanya
dilaksanakan di rumah saja (Stay at Home) dan juga akibat pemberlakuan
pembatasan aktivitas di luar (Physical Distancing). Meskipun demikian,
realitas sesungguhnya di masyarakat menunjukkan bahwa akibat virus Corona (Covid-19)
yang masih melanda tidak mengurangi semangat dan motivasi umat Islam untuk tetap
berlomba-lomba melakukan berbagai aktivitas ibadah dan amal shalih mesti dirumah
masing-masing. Sebab didalamnya berbagai banyak kelebihan, keistimewaan, dan keutamaan
yang dimiliki oleh bulan suci Ramadhan yang dapat memberikan motivasi dan
semangat bagi umat Islam untuk meraihnya dengan cara semaksimal mungkin. Maka dari
itu, tidak mengherankan bila dalam kondisi normal, pada bulan Ramadhan tersebut,
masjid dan mushalla penuh dengan jamaah shalat lima waktu, tarawih dan witir
serta tadarus Alquran. Namun pada bulan Ramadhan tahun ini, sungguh berbeda yaitu
tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga rangkaian ibadah hanya dilaksanakan
dirumah bersama anggota keluarga, namun tidak mengurangi pahala yang didapatkan
karena pelaksanaanya dalam kondisi wabah Corona (Covid-19) yang sedang melanda.
Selain itu, dibulan suci Ramadhan pada tahun ini meskipun dalam kondisi sulit
atau paceklik akibat Virus Corona yang masih melanda, tidak mengurangi semangat
dan motivasi umat Islam yang memiliki kelebihan rezeki untuk berlomba-lomba
berbuat kebaikan dengan cara berinfaq, bersedekah dan lain sebagainya.
Sehubungan dengan
maksud tersebut, maka saat ini bulan suci Ramadhan telah pergi meninggalkan umat
Islam. Lalu, bagaimana dengan status ibadah dan amal shalih telah dilaksanakan pasca
Ramadhan ini? Apakah sebagai umat Islam tetap istiqamah seperti yang kita
lakukan selama Ramadhan meskipun di rumah masing-masing? Sejauh mana Ramadhan
memberi kesan dan pengaruh yang positif terhadap perilaku seseorang sepeninggalnya
dalam kehidupan sehari-hari? Dan bagaimana seharusnya mengisi hari-hari pasca
Ramadhan? Beberapa pertanyaan ini patut mendapat perhatian setiap muslim, dalam
rangka intropeksi diri (muhasabah) dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita.
Selain itu, agar semangat Ramadhan tetap terus hidup dalam jiwa umat dan selalu
memberikan pengaruh dalam perilaku sehari-hari.
|
Untuk itulah, maka
apabila bulan suci Ramadhan yang telah berlalu ini dapat memberikan bekas dan
pengaruh dalam kehidupan hari-hari yang ditandai dengan semakin baiknya
perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik berupa ibadah dan amal shalih,
berarti sukseslah dalam melakukan training dan ujian dalam rangka untuk
memperoleh derajad taqwa. Karena memang bulan suci Ramadhan disediakan oleh Allah
SWT sebagai media dan sarana untuk selalu menjadi manusia yang bertakwa. Namun
sebaliknya, jika Ramadhan yang telah berlalu tidak sedikitpun membekas atau
tidak memiliki pengaruh) apa-apa yang ditandai dengan semakin baiknya perilaku dalam
kehidupan sehari-hari, maka dapat dipastikan kemungkinan gagallah kita dalam
training dan ujian tersebut. Memang bulan suci Ramadhan telah yang telah
berlalu ini dapat memberikan pembelajaran yang sangat berharga terhadap pembentukan
kepribadian seorang muslim dalam rangka melahirkan msnusia yang bertakwa, yaitu:
Pertama, semangat beribadah
dan beramal shalih.
Bulan suci Ramadhan
yang telah lalu, meskipun dilaksanakan dalam kondisi wabah Corona (Covid-19)
telah banyak memberikan pembelajaran dan mengajarkan kepada manusia untuk tetap
termotivasi dalam beribadah dan beramal shalih. Maka dari itu, dalam kehidupan
sehari-hari, pada pasca Ramadhan ini sangat diharapkan agar tetap istiqamah
untuk meningkatkan dan mempertahankan ibadah dan amal shalih yang telah
dikerjakan sebagaimana sebelumnya. Peningkatan ibadah dan amal shalih baik secara
kualitas maupun kuantistas. Karenanya perintah untuk selalu beribadah dan beramal
shalih itu bukan disyariatkan atau difokuskan hanya pada bulan suci Ramadhan
saja, namun sesungguhnya diperintahkan kepada umat manusia selama dalam
mengrungi hidup di dunia. Dalam konteks ini, tugas utama manusia di dunia
sebagai makhluk Allah SWT hanyalah untuk beribadah, sesuai dengan firman-Nya, “Dan tidaklah Aku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Az-Zariyat:
56). Selain itu, pada ayat yang lain Allah SWT memerintahkan kepada setiap
manusia untuk selalu berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan pada setiap saat, hal
ini dilakukan bukan hanya pada bulan suci Ramadhan namun sepanjang hayat
manusia. Sesuai dengan firman Allah, sebagai berikut;
فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا
تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ
“Maka berlomba-lombalah kamu dalam
kebaikan..”
(QS: Al-Baqarah: 148)
Kedua, Tetap menjaga diri
dari perbuatan maksiat.
Pada bulan suci Ramadhan
yang telah berlalu, sungguh mengajarkan kepada umat manusia yang beriman untuk
selalu tetap mengendalikan diri dan hawa nafsu melalui ibadah puasa. Dalam
keadaan berpuasa, sangat diharapkan untuk selalu mencegah dan menahan diri dari
makan, minum, hubungan suami istri, berkata kotor, bertengkar, mencaci maki dan
lain sebagainya. Dengan demikian, dalam keadaan menjalankan ibadah puasa, Islam
memberikan larangan terhadap hal-hal yang mubah seperti makan, minum dan
hubungan istri, maka apalagi mengerjakan hal-hal yang diharamkan. Sehubungan
dengan maksud tersebut, maka bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, sudah
sepantasnya pasca Ramadhan ini tetap harus mampu mengendalikan dan
menghindarkan diri dari mengikuti hawa nafsu dan perbuatan maksiat, baik mengucapkan
perkataan-perkataan yang haram ataupun keji seperti ghibah, mencaci maki,
menghina, menipu, menfitnah dan sebagainya, maupun perbuatan-perbuatan yang
haram seperti mencuri, merampok, mencopet, korupsi, memukul, membunuh dan
sebagainya. Semoga Allah SWT tetap memberikan hidayah bagi setiap hamba-Nya
untuk tetap istiqamah dalam kebaikan. Untuk itulah, maka pada pasca Ramadhan ini
harus tetap bersemangat untuk menjadikan diri agar dapat meninternaslisasikan
keperibadian dan perilaku yang jauh lebih baik.
Ketiga, Senang membantu
dan mencintai saudara seiman.
Sebagaimana di
ketahui bersama bahwa pada bulan suci Ramadhan yang lalu bertepatan pula dengan
datangnya wabah Corona (Covid-19) hingga saat ini sehingga internalisasinya
diperhadapkan oleh masa-masa sulit ataupun paceklik bagi setiap orang karena
tidak bisa untuk bekerja dengan semaksimal mungkin sesuai dengan profesinya
masing-masing. Namun datangnya bulan suci Ramadhan mengajarkan kepada setiap
manusia, meskipun dalam kondisi wabah Corona (Covid-19) yang melanda, maka nilai
universalitas Islam sangat mengajarkan dan menganjurkan agar selalu berempati
dan peduli terhadap fakir dan miskin dan orang-orang yang membutuhkan melalui infak,
shadaqah dan zakat baik dalam kondisi senang ataupun susah, dan bahkan dalam
lapang ataupun sempit tetap untuk istiqamah dalam mengaplikasikannya.
Untuk itulah, pasca
Ramadhan ini, apabila memiliki kelebihan rezeki yang telah dianunggrahkan oleh
Allah SWT kepada setiap hamba, maka sangat diharapkan untuk tetap membantu
saudara-saudaranya yang sangat membutuhkan uluran tangan, baik saudara yang
seiman dalam bertetangga, bermasyarakat ataupun dalam berbangsa dan bernegara
untuk kemanusiaan.
|
Demikian pula
halnya terkait dengan keutamaan dan keistimewaan dalam berimfaq maupun
bershadaqah, Rasulullah bersabda saw menjelaskan, “Setiap hari, dua
malaikat turun kepada seorang hamba. Salah satunya berdoa, “Ya Allah,
berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak. Dan yang lain berdoa, “Ya
Allah, hilangkan harta orang yang menolak berinfak.” (HR.Bukhari
dan Muslim).
Demikian pula
halnya dengan keutamaan dan keistimewaan saling menolong diantara saudara se-iman,
Rasulullah saw menjelaskan melalui Sabda-Nya, “Allah menolong
hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR.
Muslim). Terkait dengan perilaku keperibadian yang tidak suka menolong
saudaranya, maka Rasulullah saw memberikan warning melalui Sabda-Nya, “Tidak sempurna
iman salah seorang di antara kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana
ia mencintai dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat, selalu menjaga
shalat berjama’ah.
Dalam kondisi
normal, Ramadhan mengajarkan kepada umat Islam untuk selalu menjaga shalat
berjama’ah melalui shalat tarawih, witir dan qiyam lail di masjid maupun di
mushalla. Namun pada kondisi Ramadhan yang lalu pada saat shalat tarawih,
masjid-masjid masih dilanda oleh wabah Virus Corona (Covid-19), akibatnya
masjid ditutup untuk sementara waktu, maka sesuai dengan edaran pemerintah dan protokal
kesehatan sehingga semua bentuk rangkaian ritualitas ibadah diarahkan di rumah
masing-masing dengan anggota keluarga tanpa mengurangi nilai-nilai maupun
pahalanya seperti shalat berjamaah di masjid.
Untuk itulah
apabila nanti wabah virus Corona (Covid-19) ini telah berlalu dihadapan kita
maka segenap umat muslim untuk tetap memakmurkan dan meramaikan masjid dengan
shalat berjamaah. Namun karena wabah
Virus Corona (Covid-19) masih melanda negeri ini hingga saat ini, maka stiap
insan harus tetap untuk mematuhi protokol kesehatan agar tetap melaksanakan
shalat berjamaah di rumah masing bersama keluarga dalam rangka memutus mata
rantai penyebarannya.
Apabila wabah virus
Corona (Covid-19) ini telah berlalu yang dibuktikan dengan aktivitas
pemberlakuan secara normal oleh Pemerintah, diharapkan bagi setiap insan pada pasca
Ramadhan ini, tetap melakukan shalat berjama’ah bersama dengan keluarga di
rumah masing-masing. Sejatinya semangat shalat berjama’ah dirumah untuk
sementara waktu tetap dipertahankan pada pasca Ramadhan ini hingga menunggu
kondisi menjadi new normal kembali akibat virus Corona (Covid-19) sampai tiba
masanya untuk shalat berjamaah di masjid.
Kelima, menjaga shalat
sunnah.
Ramadhan megajarkan
kepada setiap umat muslim agar selalu tetap bersemangat menggalakkan dan melakukan
ibadah-ibadah sunnah. Rasululahh sangat menganjurkan untuk melaksanakan
shalat-sahalat sunnah di rumah, terkecuali shalat wajib, itupun kalau dalam kondisi
normal (tidak ada wabah) seperti saat ini. Terkait dengan pahala amalan sunnah
ini, Rasululah saw bersabda: Pahala amalan sunnat pada bulan Ramadhan dihitung
seperti pahala wajib dibulan selainnya (HR. Baihaqi).
Oleh sebab itu
ketika dalam kondisi normal, umat Islam berlomba-lomba untuk melakukan amalan
sunnah seperti shalat tarawih dan lainnya dimasjid, namun karena saat ini masih
dilanda wabah Corona (Covid-19), maka amalan yang sangat yang teristimewa ini
hanya dikerjakan di rumah masing-masing. Dengan demikian, pasca Ramadhan meski
dalam suasana wabah virus Corona (Covid-19) saat ini diharapkan untuk tetap
istiqamah dalam menjaga shalat-shalat sunnat seperti rawatib, dhuha, setelah
wudhu’, tahajjuj, witir, shalat sunah fajar (sebelum shubuh) dan sebagainya
terkecuali sunnah tahayyatul masjid harus tetap dikerjakan di masjid.
Terkait dengan
keutamaan shalat sunnah ini, Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ
يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى
اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى
الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ
|
Demikian pula halnya
dengan keutamaan shalat sunnah dhuha, yaitu pahalanya sama seperti bersedekah
(HR. Muslim). Mengenai keutamaan shalat sunah setelah wudhu, Rasulullah saw bersabda
kepada Bilal, “Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang paling
kamu harapkan akan mendapatkan pahala, yang telah kamu kerjakan sejak masuk
Islam, karena aku benar-benar mendengar suara terompahmu di surga.” Bilal
menjawab, “Tidak ada amalan yang paling aku harapkan pahalanya kecuali setiap
kali selesai berwudhu, baik di waktu siang maupun malam, aku melakukan shalat
sunnah semampuku.” (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun
keutamaan shalat sunnat fajar (sebelum shubuh) adalah pahalanya lebih baik dari
dunia dan isinya (HR. Muslim).
Keenam, suka membaca
Al-Quran.
Bulan suci Ramadhan
telah menggalakkan kepada setiap insan untuk berinteraksi dengan al-Quran,
karena Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Tidak mengherankan bila pada
bulan Ramadhan, bacaan-bacaan Alquran menggema di mana-mana meskipun hanya
dilakukan di rumah masing-masing dan tidak dilaksanakan tadarrusan di masjid akibat
wabah virus Corona (Covid-19) yang sedang melanda saat ini. Meskipun demikian,
realitas menunjukkan bahwa meski dalam kondisi wabah Corona (Covid-19) yang
masih melanda saat ini, umat Islam masih tetap sangat bersemangat dan antusias dalam
berinteraksi dengan Alquran baik dengan cara membacanya, memahaminya,
mentadabburi, dan bahkan menghafalnya. Untuk itulah, maka sepeninggalnya Ramadhan
ini diharapkan menjadi terbiasa berinteraksi dengan Alquran pada setiap saat.
Sehubungan dengan
berinteraksi dengan Alquran, banyak keutamaan dan keistimewaan orang yang
membacanya, diantaranya yaitu; Pertama; mendapatkan syafaat (pertolongan
Allah) pada hari Kiamat (HR. Muslim). Kedua; orang yang mempelajari Alqur’an
dan mengajarkannya adalah orang yang terbaik. (HR. Bukhari). Ketiga;
orang yang pandai membaca Alqur’an dimasukkan ke dalam surga bersama para
malaikat yang suci. Sedangkan orang yang membaca terbata-bata (belum pandai),
maka ia akan diberi dua pahala. (HR. Bukhari & Muslim). Keempat; orang
yang membaca dan mendengar Alqur’an akan mendapatkan sakinah, rahmat, doa
malaikat dan pujian dari Allah. (HR. Muslim). Kelima; mendapat pahala
yang berlipat ganda yaitu setiap huruf yang dibaca dihitung satu pahala dan
satu pahala itu dilipat gandakankan menjadi sepuluh ganda. (HR. At-Tirmizi),
dan sebagainya. Dalam konteks ini Rasulullah saw bersabda: “Bacalah oleh
kalian Al-Qur`an. Karena ia (Alquran) akan datang pada Hari Kiamat kelak
sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim).
Sehubungan dengan
beberapa penjelasan di atas, maka hendaknya setiap umat muslim mengajak
keluarganya dan anak-anaknya untuk mengisi hari-harinya pasca Ramadhan ini selama
sebelas bulan ke depan, yaitu dengan istiqamah melakukan berbagai ibadah dan amal
shalih seperti pada bulan Ramadhan meskipun saat ini masih dalam suasana wabah
Corona (Covid-19) masih melanda. Karenanya ibadah dan amal shalih tidak hanya
dilakukan pada bulan Ramadhan saja, namun yang terpenting adalah pada hari-hari
setelah pasca Ramadhan yang dapat menjadi barumeter ketaqwaan seorang hamba
kepada pencipta-Nya (Allah SWT).
Untuk itulah, maka
keberhasilan dan kesuksesan Ramadhan yang lalu sangat bergantung pada banyaknya
kuantitas dan kualitas ibadah dan amal shalih yang dikerjakan pada hari-hari
setelah pasca Ramadhan.
Sehubungan dengan
hal tersebut diatas, maka setiap ibadah dan amal shalih yang dilaksanakan pada bulan
suci Ramadhan yang lalu setidaknya tetap dapat membekas dan memiliki pengaruh pada
diri setiap umat meskipun fokusnya hanya dikerjakan di rumah bersama anggota
keluarga, tentu sangat ditandai dan dibuktikan dengan semakin baiknya perilaku,
baik ibadah dan amal shalih pasca Ramadhan ini. Dalam hal ini, sebagai pertanda
seorang muslim dapat menuai keberhasilan dan kesuksesan Ramadhan yang telah
dikerjakan, yaitu dapat menjadikan pelakunya atau dirinya untuk selalu
istiqamah dalam meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT.
Selain itu, sangat
berharap semoga ibadah dan amal shalih yang dikerjakan di bulan Ramadhan yang
lalu dapat diterima oleh Allah SWT. Dan sangat berharap pula melalui untaian
doa dengan penuh harap dan rendah diri, agar kita diberikan panjang umur oleh
Allah sehingga dapat bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan pada tahun yang
akan datang. Amin ya rabbal ‘alamin! Wallahu Aklamu Bisshawab. Semoga
bermanfaat. (*)