ARTIKEL | Stay At Home, Waktu Yang Tepat Untuk Mendidik Keluarga

Oleh Atina Rahmah, M.PdI
(Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Fattahul Muluk Papua)




Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga minggu (3//2020) bertambah sebanyak 349 kasus. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dengan demikian jumlah total kasus pasien yang terjangkit virus Corona di Tanah Air kini mencapai 11.192 kasus orang. Dalam periode yang sama, data memperlihatkan bahwa ada penambahan 211 pasien Covid-19 yang dinyatakan negatif virus Corona setelah menjalani dua kali pemeriksaan. Sehingga total ada 1.876 pasien Covid yang dinyatakan sembuh. Selain itu pemerintah menyatakan kabar duka dengan masih adanya pasien Covid-19 yang tutup usia.
Bertambahnya kasus virus Corona membuat kampanye tetap di rumah “Stay at Home” semakin kencang bergaung, Sebab, aksi tersebut merupakan langkah penting agar penyebaran virus tidak meluas. Pandemi virus Corona bisa saja makin parah, namun bisa jadi segera mereda. Hingga kini, penyebaran virus diprediksi belum akan berhenti menjangkiti warga dunia.
Hampir dua bulan Pemerintah Indonesia menghimbau Social Distancing dan swakarantina di rumah. Bosan karena “terperangkap” di rumah saja? Sudah pasti. Tapi, memilih untuk tetap Stay at Home selama pandemi Corona adalah pilihan yang bijaksana.
Pilihan bijaksana inilah yang kemudian melahirkan banyak manfaat bagi keluarga untuk terus berkumpul dan bisa menghadirkan momen kebersamaan, kebahagiaan dan kegembiraan yang tidak bisa tergantikan oleh apapun. Kebersamaan dengan keluarga akibat mewabahnya virus Corona inilah merupakan kesempatan yang tepat jika diisi dengan pendidikan keluarga yang merupakan perintah dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan sebagaimana firman Allah yang artinya “Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksaan neraka”. (Q.S. At-Tahrim: 6)
                                       
Agama Islam secara jelas mengingatkan kepada para orang tua untuk berhati-hati dalam memberikan pola asuh dan memberikan pembinaan keluarga sakinah, seperti yang termaktub dalam QS. Lukman ayat 12 sampai ayat 19. Dan kemudian apabila kita kaji isi ayat diatas, maka kita akan menemukan beberapa poin penting, diantaranya adalah:


1.   Pembinaan jiwa dengan cara selalu bersyukur
Dalam surah Luqman ayat 12 disebutkan yang artinya, “Dan sesungguhnya telah kami berikan ni’mat kepada Lukman, ”Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur, maka Allah maha kaya lagi maha terpuji”. Bersyukur di setiap keadaan adalah perintah dari sang maha Rahman, ini merupakan kunci untuk selalu siap menerima segala keadaan termasuk menerima keadaan pandemi Covid-19 dengan anjuran “Stay at Home”. Jika sebelumnya kita harus pergi pagi-pagi sekali untuk sekolah, kuliah, ke kantor, bertemu klien dan lain-lain, kini kita bisa berkumpul dan sarapan bersama keluarga dengan apapun yang kita miliki. Alampun dapat memulihkan dirinya dengan kualitas udara yang lebih baik.
Hal lain yang patut juga kita syukuri adalah adanya rasa solidaritas, kesetiakawanan dan gotong-royong yang muncul pada situasi ini. Ketika banyak orang terdampak secara ekonomi dan kesehatan, publik langsung tergerak untuk membantu dan mendonasikan apa yang mereka punya.


                        2.  Pembinaan Tauhid.
Makna tentang pembinaan tauhid terdapat dalam Surat Luqman ayat 13: Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezhaliman yang besar.
Inti dari setiap kejadian, apalagi yang berskala luas dan global, seperti Covid -19, adalah mengambil ibrah, nasihat dan pelajaran, untuk meningkatkan kualitas iman dan kesadaran tauhid, meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, meningkatkan kepatuhan pada syariat Islam sebagai syariat yang kaffah (QS. Al-Baqarah 2:208), meningkatkan kesadaran untuk terus mencari ilmu, meningkatkan kesadaran simpati dan empati serta menolong sesama. Karena itu, manusia tidak boleh sombong dan takabbur dengan kekuasaannya, ilmu pengetahuan dan dengan harta yang dimilikinya. Manusia harus sadar bahwa segala yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah yang maha Esa termasuk juga dengan pandemi Corona.

3.    Pembinaan Akhlak.
Terkait pembinaan Akhlak ini, Surah Luqman memberikan gambaran yang begitu jelas pada ayat 14, 15, 18, dan 19. Yaitu perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, taat kepada kedua orang tua selama tidak melanggar syari’at Allah, larangan untuk berbuat sombong dan membanggakan diri, menyederhanakan dalam berjalan dan melunakkan suara.
Pada masa Stay at Home inilah, waktu yang sangat tepat untuk mendidik keluarga kita agar senantiasa berakhlak yang baik kepada kedua orang tua. Hormat kepada yang lebih tua dan kasih sayang kepada yang lebih muda.

4.    Pembinaan jiwa sosial
Pembinaan jiwa sosial dalam keluarga dijelaskan dalam surat Luqman ayat 16 dan 17 yang artinya:”Hai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkan (membalasnya)”. “hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang patut diutamakan”.
Merebaknya virus Corona di awal tahun 2020, menjadi catatan sejarah dunia. Tak hanya memakan korban jiwa, covid-19 juga mengancam adanya krisis ekonomi global. Bahkan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut wabah virus corona sebagai tantangan terberat sejak Perang Dunia II. Di Indonesia, jutaan orang terancam kehilangan pekerjaan mereka di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi memutus rantai penyebaran virus Corona. Di tengah kekhawatiran itu, cerita mengenai kedermawanan dan gerakan solidaritas di antara para warga pun terus bermunculan.
Kita bersama keluarga seharusnya juga bisa melibatkan diri dalam aksi sosial ini dengan cara memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan kita. Mengajak para tetangga, sahabat serta orang-orang yang mampu dalam segi ekonomi untuk saling bahu-membahu membantu saudara kita yang terkena dampak  adanya Covid-19 terutama dari segi ekonomi, meringankan bebannya, menutupi kekurangannya walaupun keadaan kita sederhana.

Di samping pendidikan diatas, ada lagi yang penting diajarkan pada keluarga dimasa pandemi Corona saat “Stay at Home” antara lain:
Pertama, mengajarkan kepada keluarga kita akan pola hidup yang sehat, makanan yang halal dan bersih, jasmani dan rohani yang bersih, rumah tempat tinggal yang bersih, tempat ibadah (masjid) yang bersih dan terjaga dengan baik dan lain-lain, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah 2:168.

Kedua, Covid-19, mengajarkan kepada keluarga kita tentang pentingnya memperkuat kesadaran untuk mencari ilmu (melalui membaca, research, dan lain-lain) karena ternyata walaupun sekarang kita berada di era kemajuan science dan teknologi (seperti dunia kesehatan dan kedokteran) ternyata virus corona belum ditemukan obatnya. QS. Surat Al-Kahfi 18:109, juga dalam QS. Al-Israa 17:85.

Ketiga, sabar dalam menghadapi pandemi Covid-19. Mengutip makalah Ibnu Sina Alwahmu nishfu da’ kegekisan dan kepanikan adalah sparuh dari pada penyakit. Sementara ketenangan dalam menghadapi penyakit atau masalah merupakan separuh dari obatnya. Wa sabru bidayatus syifa’ sedangkan kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi masalah (wabah) adalah awal dari kesembuhan.oleh karena, tenang dan sabar menjadi kunci untuk menghadapi kondisi wabah penyakit pandemi Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) yang saat ini melanda dunia termasuk indonesia.

Tentu masih banyak pendidikan lainnya yang bisa kita ajarkan kepada keluarga kita dari mewabahnya Covid-19 (virus corona) yang sekarang sudah menjadi pandemi global ini. Mudah-mudahan Allah SWT selalu menjaga dan menolong kita semua dari berbagai musibah dan wabah penyakit yang membahayakan kehidupan kita. (*)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT