Webinar HMPS HKI: Perempuan Berperan Sebagai Mentari Peradaban

 


 

(iainfmpapua.ac.id)Perempuan berperan sebagai mentari peradaban. Hal ini menjadi topik diskusi dalam kegiatan ‘Webinar Memperingati Hari Ibu Nasional’ yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam (HMPS - HKI) Fakultas Syariah (Hukum) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua, secara virtual, 22 Desember 2021.

Dekan Fakultas Syariah, Dr. Eko Siswanto, M.H.I mengatakan bahwa kegiatan ini akan membangun pemahaman tentang sosok seorang ibu. “Seorang Ibu berperan untuk memberikan edukasi terhadap anaknya serta membentuk karakteristik, akhlak dan mengasah intelektual anaknya,” terangnya. Hal itu dikarenakan Ibu yang memiliki banyak kesempatan dan menghabiskan waktu bersama anak. “Namun seiring berjalannya waktu peran perempuan dan pria itu tidak jauh berbeda, misalnya dalam konteks sejarah Islam dimana Istri Nabi merupakan seorang diploma dan saudagar,” jelasnya. Hal itu membuktikan peran seorang perempuan itu banyak dalam sektor publik. “Seperti Ibu Kartini yang memperjuangkan emansipasi wanita karena hal itulah saat ini peran perempuan memiliki posisi yang sama dengan laki-laki dalam sektor publik,” paparnya. Menurutnya, emansipasi wanita itu ada batasannya. “Dimana perempuan harus tetap memuliakan suami, jangan sampai emansipasi ini membuat perempuan beranggapan dirinya segalanya dan menjadikan peran suami sebagai the second hand,” imbuhnya. Harapannya, di momen hari Ibu ini, kita bisa lebih memuliakan dan menghormati sosok Ibu.

Tangkapan Kayar ketua HMPS HKI- Adnan Eka Putra

Ketua HMPS HKI, Adnan Eka Putra berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang bertukar pikiran antara mahasiswa lintas perguruan tinggi. “Semoga diskusi kali ini bisa menambah wawasan dan pemahaman kita serta meningkatkan literasi karena penting bagi mahasiswa untuk melakukan komunikasi intelektual seperti ini,” pungkasnya.

Dalam materinya, Irmayanti, Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang memaparkan kemuliaan sosok perempuan dalam sudut pandang Islam. “Dalam Islam, peran utama perempuan adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, dan juga sebagai madrasah untuk anak-anaknya,” paparnya. Menurutnya, sosok perempuan juga bisa dikatakan sebagai pondasi dalam sebuah keluarga. “Peran perempuan sebagai garda terdepan pendidikan peradapan, karenanya perempuan juga dianggap sebagai tiang negara,” terangnya.

Tangkapan layar Desyi Wahna sari

 

Pemateri lain, Desyi Wahna Sari, S.H, Mahasiswi S2 Pascasarjana UIN STS Jambi menerangkan perbedaan gender dan kodrat bagi perempuan. “Masih banyak yang sering menyalahartikan baik dalam arti maupun prakteknya terkait gender dan kodrat, namun pada dasarnya gender dikenal sebagai sifat dan peran perempuan maupun laki-laki,” terangnya. Menurutnya, gender perempuan dikenal memiliki peran untuk memasak, mengurus anak, dan membersihkan rumah. “Sedangkan laki-laki dikenal lebih cocok bekerja di luar rumah dan mengerjakan pekerjaan berat, namun persepsi itu sering keliru dimana saat ini perempuan pun bisa mengerjakan pekerjaan laki-laki dan sebaliknya,” paparnya. Gender bisa diubah dan dipengaruhi oleh kondisi sosial dan budaya. “Berbeda dengan kodrat, tidak ada yang namanya kesetaraan kodrat karena hal itu tidak bisa diubah, dimana kodrat perempuan yakni menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui sedangkan kodrat laki-laki yakni membuahi,” jelasnya. Selan itu, pandangan terhadap sosok perempuan itu berbeda di setiap wilayah maupun suku. “Di beberapa wilayah atau daerah ada yang menganut budaya patriaki, dimana tugas seorang perempuan hanya di kasur, dapur dan sumur,” jelasnya. Namun di beberapa wilyah yang lain seperti diperkotaan, pola pikir masyarakatnya sudah sedikit lebih maju. 

Tangkapan layar Tia Ninda monica

Mahasiswi S2 ini menegaskan bahwa kecerdasan wanita itu sangat diperlukan. “Karena menurut medis 60% kecerdasan anak didominasi oleh kecerdasan ibu, karenanya peran ibu sangat penting sejak dini,” pungkasnya.

Pemateri ketiga, Tia Ninda Monica, Mahasiswi STAI DR. KH. EZ Muttaqien Purwakarta menegaskan pentingnya menghormati kaum perempuan. “Walaupun saat ini standarisasi perempuan sudah setara dengan laki-laki namun masih banyak kejadian yang merugikan kaum perempuan, seperti pelecehan terhadap kaum perempuan,” pungkasnya.

Kegiatan dengan tema ‘Peran Perempuan Sebagai Mentari Peradaban’ diikuti oleh mahasiswa/i Fakultas Hukum dari berbagai perguruan tinggi, diantaranya mahasiswa IAIN Fattahul Muluk Papua, UIN Malang, UIN SATU dan UIN STS Jambi. (Za/Is/Zul/Her/Ran)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT