Mahasiswa IAIN FM Action Bantu Pengungsi di Wamena bersama Rumah Zakat

(Jayapura, 08 Oktober 2019) – Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua bergabung dalam Tim Relawan Rumah Zakat untuk action membantu pengungsi korban konflik di Wamena, Jayawijaya, Papua 8 Oktober 2019. Sunan Masbait, Muhammad Saleh Rumatoras, dan Siti Masruroh bersama tim yang lain bekerja menyiapkan makanan dan berbagai keperluan untuk pengungsi di beberapa titik. “Hari ini, kami dan tim menyiapkan 3000 bungkus nasi untuk para pengungsi,” ujar Sunan kepada Tim Humas IAIN FM Papua.
Mahasiswa IAIN FM bersama tim relawan di Wamena memasak untuk pengungsi

Ia mengatakan banyak pengungsi yang masih bertahan disana karena sudah lama menetap di Wamena.
“Kami ikut memasak, mengangkut logistik dari bandara ke dapur umum, dan membantu mendata pengungsi,” tambahnya. Ia menguraikan, para korban musibah sosial ini membutuhkan obat-obatan untuk bayi, pampers, dan pakaian layak pakai. “Jika suasana kondusif, mereka ingin tetap tinggal disini, khususnya guru-guru dan siswa dengan jaminan keamanan,” paparnya.
Branch Manager Rumah Zakat Jayapura Nugrah Yatma Utama mengatakan, tim relawan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menerjunkan tim dukungan Psikososial, tim medis, dan layanan dapur umum di Kodim Jayawijaya. “Saat ini sekitar 1.700 pengungsi di Wamena membutuhkan perlengkapan yang menunjang kesehatan, air mineral, lauk pauk, serta dukungan renovasi hunian,” ujarnya.
Para pengungsi tersebar di Kodim, Polres, Koramil, Gereja, Masjid, dan beberapa area lain.

Trauma Healing
Sementara itu, berbagai pihak terus melakukan upaya untuk menyembuhkan trauma yang dialami anak-anak korban konflik dari Wamena. Kepala Bidang Sosial Yayasan Insan Cendekia Jayapura Ustadzah Nurrul Riris Pertiwi mengatakan, pihaknya melakukan Trauma Healing kepada anak-anak yang mengungsi di berbagai wilayah di Sentani, Kabupaten Jayapura.
“Trauma Healing adalah proses pendampingan yang dilakukan kepada seseorang pasca bencana alam atau musibah yang lainnya sampai seseorang itu menjadi pulih dan tidak terjadi trauma,” jelasnya saat dihubungi Tim Humas IAIN Fattahul Muluk Papua. Riris menjelaskan, aktifitas Trauma Healing berupa bermain besama, senam, bernyanyi bersama dan aktifitas lain agar anak-anak ceria dan bahagia.
Tim Trauma Healing

“Kami berharap bisa membantu atau mengurang trauma pada anak-anak pasca konflik di Wamena sehingga itu bisa mengurangi rasa traumatik mereka,” urainya. Yayasan Insan Cendekia Jayapura, LAZ Assalam, dan ACT melaksanakan Trauma Healing di area Bataliyon 751 Raider, Pangkalan Angkatan Udara Silas Papare, dan Rindam XVII Cenderawasih Sentani, Kabupaten Jayapura. (Min/Her/Ran)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT