Hadirkan Putri Gus Dur, KKN Skouw Sae Gelar Webinar Nasional Moderasi Beragama

(www.iainfmpapua.ac.id) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok Skouw Sae Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua menggelar Website Seminar (Webinar) Nasional Moderasi Beragama, 7 Agustus 2020. Sekretaris KKN Skouw Sae Siti Hadija Atbar mengatakan, webinar nasional ini bertujuan untuk memenuhi salah satu program utama KKN IAIN Fattahul Muluk Papua tahun 2020. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan dan menyebarkan bagaimana cara beragama yang damai dan moderat, ujarnya.

Kegiatan seminar ini diharapkan dapat mengurangi adanya gerakan-gerakan radikalisme. Agar kita dapat berperilaku yang harmoni dan menjaga kerukunan beragama," tutur Hadija. 

Sebagai Narasumber Utama, Ning Alissa Wahid mengatakan bahwa sikap intoleran dan terorisme sangat berkaitan dengan moderasi beragama.

"Dari beberapa kasus yang terjadi di beberapa negara yaitu di India, Myanmar, Banglades dan negara lainnya, dapat kita ketahui bahwa saat ini yang memegang kekuasaan tertinggi sebagai pengambilan kebijakan ialah mayoritas," imbuh putri Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.

ia menyampaikan kutipan dari Gus Dur yang menyatakan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang justru mempertemukan paham nasionalisme dan agamis. "Tidak ada tempat bagi actor yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan kita, selama kita masih menerima Pancasila sebagai dasar negara Indonesia," terangnya. Menurutnya, Indonesia memerlukan adanya moderasi beragama. Dengan adanya orang Papua, Aceh, Jawa, Manado, Dayak dan sebagainya, maka akan perlu adanya gagasan yang dapat mempersatukan keberagaman seperti kutipan dari Gus Dur bahwa Indonesia ada karena keberagaman," urainya. 

Sebagai Pemateri kedua, Kepala Seksi Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Amirudin Kuba menyampaikan pentingnya penerapan moderasi beragama di kalangan masyarakat. "Saat ini, yang mendominasi penduduk di Indonesia adalah kaum pemuda, berdasarkan source BPS 2017, generasi X 25,74 persen umur 40 hingga 55 tahun, tambahnya.

Sedangkan generasi Milenial berjumlah 33,75 % berumur 23 hingga 39 tahun, dan generasi Z sejumlah 29,23% berumur 10 sampai 22 tahun.

Maka dalam penentuan bangsa ini, pemuda mempunyai peran penting," tuturnya. Ia juga mengatakan bahwa penggunaan media sosial terbanyak saat ini didominasi oleh pemuda, sebagaimana data dari Badan Pusat Statistik Nasional. 

Amirudin meminta kepada pemuda untuk memanfaatkan media sosial dengan baik, untuk dirinya dan masa depan bangsa. "Saya berharap kalian sebagai mahasiswa dapat menjadikan perubahan dan mengawal tegaknya moderasi beragama di Indonesia," pungkasnya. Webinar ini diikuti para mahasiswa KKN Kelompok Skouw Sae IAIN Fattahul Muluk Papua dan peserta lain dari berbagai wilayah di Indonesia. (Min/Zul/Her/Ran)


Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT