Peneliti BRIN: Di Papua Banyak Topik Penelitian Yang Tidak Ada di Daerah Lain

 


(iainfmpapua.ac.id) – Papua dan Papua Barat memiliki banyak hal yang dapat dijadikan topik penelitian yang tidak terdapat di daerah lain. Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. Cahyo Pamungkas menekankan hal ini saat singgah ke Lembaga Penelitian dan Penjaminan Mutu (LPPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua, Jalan Merah Putih, Buper Waena Kota Jayapura, 14 Juli 2022.

“Ada topik soal nilai-nilai budaya, tradisi mata pencaharian, tradisi pindah rumah tinggal dari honai ke kota, pekerjaan dari berkebun menjadi kerja di perkotaan, dan banyak lagi dari kehidupan sehari-hari di sekitar rumah kita,” ujarnya. Kondisi ini, lanjutnya, sudah semestinya ditangkap para dosen IAIN Fattahul Muluk Papua sebagai peluang untuk memunculkan hasil penelitian baru.

“Kita harus update, apakah tradisi lama itu masih ada, seperti tradisi satu tungku tiga batu di Papua Barat, kemudian bisa juga topik soal bahasa lokal yang dipakai tetangga kita, jadi tidak usah jauh-jauh,” tuturnya. Menurutnya, hasil dialog tersebut digabung dengan studi pustaka dan pengamatan media sosial akan memberi sumbangan untuk prinsip-prinsip kearifan lokal. “Hasil penelitian dosen IAIN Fattahul Muluk Papua akan bisa memberi pertimbangan konstruktif atas persoalan-persoalan sosial budaya di Papua,” jelasnya.

Cahyo menambahkan, konsep moderasi yang sedang marak digaungkan juga memerlukan hasil data penelitian dari kondisi terbaru di masyarakat. 

Ketua LPPM IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. Suparto Iribaram, MA menginginkan para dosen muda dapat mengupgrade pengetahuannya dalam bidang riset. “Keadaan setiap saat pasti mengalami perubahan seiring perkembangan waktu, bukan hanya masalah di masyarakat, namun strategi dalam mendapatkan dan mempublikasi masalah juga mengalami perkembangan,” terangnya.

Dalam diskusi santai tersebut, dosen Fakultas Syariah Dr. Ade Yamin, MA meminta LPPM lebih sering mengajak pada dosen muda untuk bertatap muka dengan para peneliti dari lembaga lain. “Prof. Cahyo dari BRIN dapat memotivasi dan memberikan teknik kepada dosen kita untuk memajukan kualitas penelitiannya,” ucapnya.

Acara tersebut diisi dengan tanya jawab bersama perwakilan dosen dan staf LPPM. (Her)


Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT