Kuliah Tamu Internasional Tarbiyah: Element Penting Moderasi Beragama Adalah Toleransi

(iainfmpapua.ac.id) Element penting dalam konsep moderasi beragama adalah toleransi. Dosen Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Prof. Madya. Dr. Jaffari Awang menekankan hal ini saat memberikan materinya dalam Kuliah Tamu Internasional Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua, di Aula Kampus, 6 November 2023.

“Religious moderation is a shared commitment to maintain a balance where every member of society, regardless of tribe, ethnicity, religion and political choice must be willing to respect each other,” ujarnya. Menurutnya, toleransi merupakan prinsip yang ada pada setiap agama. “Islam sendiri memiliki 5 prinsip dalam bertoleransi yang menjadi pegangan, yakni menjaga agama, guarding the soul, maintaining reason, guarding offspring and safeguarding property,” jelasnya. Selain itu, Jaffari juga menjelaskan definisi moderasi dari berbagai aspek. “Dalam bahasa arab, moderasi dikenal dengan istilah wasathiyah yang berarti jalan tengah atau balance between two different or opposite things,” imbuhnya. Sedangkan dalam Islam sendiri, moderasi adalah posisi tengah antara dua pihah ekstrim, pihak liberal dan pihak yang sangat ekstrim. “Islam actually rejects extreme attitudes and exaggeration, and on the contrary, it also denounces the attitudeof some muslims whoare too soft and ignore the teaching of their religion,” paparnya.


Kepada para mahasiswa, Jaffari menekankan bahwa dalam konteks pendidikan Islam diperlukan pendekatan dan strategi mengimplementasikan konsep moderasi beragama. “Everybody has to improve their knowledge about our own religion, perlu adanya pemahaman mendalam terhadap agama itu sendiri khususnya dalam masyarakat majemuk dan saling memahami antar umat beragama agar tidak menimbulkan pemahaman yang keliru,” tuturnya. Berinteraksi dan berkomunikasi antar umat agama lain juga menjadi point penting dalam melakukan pendekatan moderasi. “Hal ini agar terjalin hubungan baik  serta saling memahami antar umat beragama dan knowing about our culture as well as other culture,” ungkapnya.

Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr. Zulihi, M.Ag menambahkan perlu adanya sikap saling menghargai dan menghormati budaya agama lain. “Agar ada keseimbangan dan keadilan di tengah masyarakat yang berbeda agama, hal ini terbukti dengan adanya sekolah yang berbasis Islam maupun non Islam yang tetap menerima murid dari agama lain,” ungkapnya. Menurutnya, hal itu sudah menunjukkan adanya implementasi dari moderasi beragama dalam dunia pendidikan. “Dengan menjalin interaksi dan memahami budaya lain agar tidak menimbulkan konflik dan salah paham antar umat beragama,” imbuhnya.


Kuliah Tamu internasional dengan tema ‘The Critical Role of Religious Moderation in Educational Transformation in Papua’ ini dihadiri dosen, tenaga kependidikan, dan diikuti para mahasiswa di lingkungan Fakultas Tarbiyah.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari International Seminar on Religion, Moderation And Multicultralism (ISRMM) yang digelar selama 3 hari mulai dari tanggal 6-8 November 2023 yang diselenggarakan di kantor Pemprov Papua, Kampus IAIN Fattahul Muluk Papua, dan di Wamena.  (Za/Is/Zul/Her/Ran)

Postingan populer dari blog ini

Musorma harus Menghasilkan Pemimpin yang Memiliki Integritas

IAIN Fattahul Muluk Papua Raih Akreditasi B dari BAN-PT