ARTIKEL | Pandemic Covid-19, Mahasiswa Bisa Apa?
Oleh : Agung Subagio Aji
(Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam IAIN Fattahul Muluk Papua)
Dunia saat ini sedang menghadapi problematika yang sangat rumit di segala bidang, baik ekonomi,
politik, sosial dan juga tak terkecuali pendidikan. Kita tahu yang terjadi saat
ini adalah akibat dari Covid-19 atau yang kita kenal dengan sebutan Virus
Corona ini.
Virus ini pertama kali muncul pada akhir tahun 2019 di Kota Wuhan, Propinsi
Hubei, Cina yang saat
itu masih mnjadi kasus epidemic, karena masih dalam skala daerah dan nasional. Namun tanpa membutuhkan
waktu lama virus ini mampu menyebar ke berbagai belahan dunia dan menjadi
Pandemic, tak kerkecuali juga dialami negara kita Indonesia.
Dalam konteks pendidikan, pemerintah dan para pelaku pendidikan seolah kewalahan bagaimana ‘bermain’ di atas ombak virus ini. Beberapa kebijakan dari pemerintah telah dikeluarkan untuk bisa
menyelamatkan proses pendidikan yang ada di tanah air.
Kebijakan-kebiajakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah bermacam-macam. Terhadap lembaga
pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dan beberapa
pendidikan non formal lainnya, pemerintah meliburkan kelas
reguler dan menggantikan itu dengan Kelas online.
Nah, dari
hal diatas kita tahu bahwa pembelajaran sudah berbeda tidak seperti biasanya,
karena yang biasanya pembelajaran melalui tatap muka langsung dalam
kelas tapi kali ini sedikit berbeda yaitu dengan sistem online atau kelas online. Meskipun dalam kenyataannya, masih banyak sekali kendala-kendala yang terjadi saat belajar lewat Kelas Online.
Kita berangkat dari mahasiswa, kita tahu bahwa mahasiswa mempunyai dua peran penting, yakni sebagai agent of change (perubahan) dan yang
kedua agent of social control.
Maka pada peran pertama, seorang mahasiswa haruslah mampu
menawarkan perubahan pada masyarakat. Tapi sebelum melakukan perubahan kepada
masyarakat, seorang
mahasiswa itu haruslah mampu merubah dirinya menjadi seorang intelektual
idealik, yang mana mahasiswa menjadi seorang intelektual yang cenderung pada
kebenaran, maka dengan demikian capaian menuju kata agen perubahan itu akan
terwujud.
Himbauan dari pemerintah untuk melakukan social
distancing, membuat beberapa kegiatan yang kita lakukan harus
dikerjakan di rumah. Selama masa social distancing seperti ini,
seluruh kegiatan perkuliahanpun juga dilakukan di dalam rumah. Namun, tak
sedikit di antara para mahasiswa yang masih bingung harus ngapain saja ketika di rumah?
Padahal kalau kita analisa lebih mendalam, dampak pandemic-19 ini sebenarnya memiiki hal yang
positif dan membuat para mahasiwa atau kaum pelajar memiliki banyak waktu di rumah. Tetapi karena terlalu lama, maka terkadang membuat para mahasiswa menjadi bosan. Nah berikut ini adalah bebrapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan saat social distancing agar tidak merasa
jenuh ketika di rumah;
1. Olahraga
Olahraga merupakan kegiatan untuk
menjaga kesehatan fisik, dimana olahraga dapat dilakukan sambil mengisi waktu
kosong atau bahkan menjadi rutinitas harian di rumah. Meskipun seseorang hanya berada
di rumah dalam waktu
yang lama, ia tetap memiliki stamina yang terjaga, terlebih jika olahraga
dibarengi dengan makanan dan minuman yang bergizi.
2. Membaca dan menulis
Jadikan masa social distancing menjadi lebih bermakna dengan membaca buku.
Meskipun tidak gemar membaca, cobalah mengambil satu buah buku
pengetahuan, novel, ataupun bacaan online dan mulailah membaca. Pasti tidak
akan membosankan bahkan dapat menjadi kebiasaan baru. Hal serupa seperti
menulis juga dapat dilakukan, seperti menulis berita, puisi, dan masih banyak
lagi. Memang terdengar biasa saja, namun tidak ada salahnya mencoba mengisi
waktu dengan membaca dan menulis sehingga berada di rumah tidak membuat seseorang
ketinggalan informasi bahkan dapat menambah wawasan. Inilah yang biasanya
disebut dengan kekuatan self study yang baik jika
diberlakukan untuk peserta didik atau para pelajar di umur remaja ke atas. Katakanlah usia
mahasiswa di rentang 17 sampai 25 tahun.
3. Membuat Karya atau Hobi
Tak kalah penting, waktu luang dapat
dimanfaatkan siapa saja untuk berkarya, jika bingung dengan apa yang akan
dikerjakan, maka carilah terlebih dahulu
hobi atau kesenangan yang dapat menciptakan sesuatu, entah itu membuat karya
tulis, kerajinan tangan, atau karya seni apapun yang membuat kita bersemangat
mengerjakannya.
Lalu bagaimana untuk point kedua yang
berbicara tentang, agent of social
control? ini adalah bagaimana seorang mahasiswa mampu menempatkan dirinya
sebagai kaum tengah, dia berada di antara masyarakat dan pemerintah, maka pada
saat kondisi pandemic seperti ini, mahasiswa menjadi penyambung lidah
rakyat untuk menginterupsi kekuasaan yang tidak berpihak pada masyarakat,
misalkan membuat surat yang di ajukan ke pemerintah, agar masyarakat yang mengalami dampak social distancing bisa diperhatian oleh pemerintah atau pihak yang lainnya. Dan pada saat kondisi seperti ini juga
kiranya mahasiswa mampu menjadi rekan pemerintah dalam upaya mensukseskan
program pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19 ini. Seperti misalnya,
memberikan study terhadap masyarakat yang masih belum mentaati aturan
pemerintah, dan lainnya.
Mahasiswa dituntut mampu untuk mengontrol keadaan yang ada di
lingkungannya bukan untuk sekedar mengkritik, tetapi juga memberikan kontribusi
yang riil untuk perubahan yang lebih baik (agent of social control).
Sebagai kaum intelektual, mahasiswa harus bersikap berani dan kritis, berani untuk mendobrak
zaman ke arah kemajuan dan kritis terhadap kebijakan para pemegang roda
pemerintahan.
Ketika mahasiswa berikrar dalam sumpah mahasiswa “bertanah air satu,
tanah air tanpa penindasan”, maka kewajiban untuk membela dan memperjuangkan
bangsa yang selalu gandrung akan
keadilan ini adalah hukum wajib. Sejak pelajar dan tercatat
sebagai mahasiswa, mahasiswa harus belajar peduli dengan kampusnya sendiri, dan itu semua
tidak cukup hanya dengan kata-kata di lisan saja tetapi perlu implementasi atau
tindakan yang nyata.
Mahasiswa juga harus bersinergi dan berkolaborasi bersama pemerintah
dalam melawan Covid-19 ini. Ini adalah tugas bersama, tugas kemanusiaan,
saatnya semua harus taat pada kebijakan pemerintah dan arahan dari aparat,
karena ini adalah untuk kebaikan kita semua. Semoga kita semua dapat terhindar
dari Covid-19 ini, salah satunya
dengan menerapkan physical disctancing
(menjaga jarak fisik), memakai masker bagi yang merasa mempunyai gejala, cek
suhu tubuh, menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan setiap selesai
beraktifitas dan menghindari tempat keramaian. Semoga Covid-19 cepat berlalu. (*)