Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Papua Tuan Rumah FGD Forum Warek II PTKIN Se-Indonesia

Gambar
(Jayapura , 18 Ju l i 2018) – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua bertindak sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) Forum Wakil Rektor II / Wakil Ketua II Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan di salah satu hotel di Jayapura ini berlangsung selama empat hari dari tanggal 18 hingga 21 Juli 2018. Dr. Hj. Zumrotul Mukaffa dan H. Musa Rumbaru, SH, MH Mewakili Rektor, Wakil Rekor II IAIN Fattahul Muluk Papua H. Musa Rumbaru, SH, MH, dalam sambutannya menekankan pentingnya para pimpinan perguruan tinggi di wilayah Indonesia barat dan tengah untuk mengetahui kondisi sumber daya di wilayah timur, khsususnya di Papua. “Kondisi sumber daya manusia dalam hal pendidikan maupun pelayanan kepada negara bisa jadi berbeda dengan wilayah lain, karena itu penting bagi kita untuk bisa memahami kondisi secara keseluruhan daerah sebelum membuat sebuah kebijakan secara nasional,” tuturnya. Dalam kegia

Peneliti dari Papua Harus Tingkatkan Kepercayaan Diri Saat Presentasi

Gambar
(Jayapura 29 Juni 2018) – Para Dosen dan Peneliti harus lebih meningkatkan rasa percaya diri saat tampil pada level-level internasional. Managing Director UPPERHAND Ade Miliyanan menyampaikan hal ini saat kunjungan Tim Dosen dari Universitas Islam Malaysia dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ke kampus IAIN Fattahul Muluk Papua, 29 Juni 2018. “Problem para peneliti di Indonesia pada umumnya sama, yakni tidak mampu menguasai presentasi dalam bahasa internasional dengan baik,” ucapnya. Padahal, menurutnya, penguasaan bahasa asing yang baik menjadi modal penting dalam meyakinkan audience tentang materi atau hasil penelitiannya. “Kadang juga, bahasa asingnya sudah bagus, tapi tidak percaya diri saat menyampaikan ide-ide penelitian,” sambungnya. Ade Miliyanan, Dahlan Sain, dan Prof Surwandono Ia menambahkan, hasil penelitian dari Indonesia sangat berkualitas dan kompetitif di level dunia. Namun, karena presentasi yang gagap, maka publik kesulitan mendapatkan pemahaman yang b